Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel "Terganggu" Pemotongan Bantuan AS untuk Mesir

Kompas.com - 11/10/2013, 13:32 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.COM — Israel berharap keputusan AS memotong bantuan ke Mesir tidak memengaruhi perjanjian damai bersejarah antar-kedua negara itu. Demikian kata seorang menteri kabinet Israel, Kamis (10/10/2013). Menteri itu, Gilad Erdan, menegaskan bahwa sejauh ini hubungan Israel dan Mesir tetap dekat sebagaimana sebelumnya.

Erdan, menteri untuk urusan pertahanan sipil, mengatakan, Israel dan Mesir terus bekerja sama dalam bidang militer dan politik dan bahwa ada "kontak yang konstan" antara kedua negara. Erdan mengemukakan hal itu beberapa jam setelah AS mengumumkan bahwa pihaknya memotong ratusan juta dollar bantuan untuk Mesir sebagai respons atas penggulingan Muhammad Mursi, presiden pertama negara itu yang dipilih secara bebas, oleh militer pada musim panas lalu, serta tindakan keras militer terhadap para demonstran setelah penggulingan tersebut.

Namun, Erdan mengatakan kepada Radio Militer Israel bahwa Israel telah "terganggu" oleh ancaman pemotongan bantuan AS itu. Dia mengatakan bahwa dirinya berharap tidak ada konsekuensi terhadap perjanjian perdamaian Timur Tengah terkait pemotongan tersebut. "Saya berharap keputusan Amerika Serikat ini tidak berpengaruh dan tidak akan ditafsirkan sebagai sesuatu yang harus memiliki dampak bagi kesepakatan perdamaian tersebut," katanya.

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak untuk berkomentar.

Perjanjian damai Israel dan Mesir tahun 1979 merupakan sebuah pilar stabilitas antara kedua negara dan merupakan perjanjian perdamaian pertama yang ditandatangani Israel dengan negara Arab. Perjanjian itu memberi Mesir bantuan militer senilai miliaran dollar AS. Namun, ancaman pemotongan itu telah menimbulkan kekhawatiran di Israel bahwa aliansinya dengan Mesir bisa terguncang dan bahkan bisa mendorong Mesir untuk balas dendam terhadap Israel. Israel melihat bantuan itu sebagai bagian integral dari perjanjian damai itu.

Walau hubungan diplomatik tidak pernah dekat, militer Israel dan Mesir telah punya hubungan kerja yang baik. Hubungan itu telah menguat sejak masa Presiden Husni Mubarak yang digulingkan dalam pemberontakan rakyat dua setengah tahun lalu.

Tentara kedua negara kini memerangi kelompok ekstremis di Semenanjung Sinai, dekat perbatasan Israel. Para pejabat keamanan Israel sering menegaskan bahwa hubungan mereka dengan rekan-rekannya dari Mesir justru lebih kuat ketimbang sebelumnya. Namun, Mesir bisa menimpakan kekesalannya atas langkah AS itu terhadap Israel, kata Eli Shaked, mantan duta besar Israel untuk Mesir. Sebagai protes, militer Mesir mungkin membatasi kerja sama dengan Israel, yang pada gilirannya akan menghambat upaya Israel untuk memerangi militan di Sinai yang bergolak. Demikian kata Shaked. "Ada banyak kemarahan karena itu dapat berpengaruh buruk pada hubungan antara Israel dan Mesir," kata Shaked. "Mereka (rakyat Mesir) cenderung menghukum Israel bersama AS."

Shaked menambahkan, Israel sebagian besar melihat "hukuman" pemotongan bantuan sebagai kesalahan yang akan melemahkan pengaruh Amerika di Timur Tengah yang membahayakan aliansi strategis antara Mesir, AS, dan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com