Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Pantau Pilpres Azerbaijan

Kompas.com - 09/10/2013, 11:46 WIB


BAKU, KOMPAS.com
 — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkunjung ke Azerbaijan untuk memantau pelaksanaan pemilihan presiden di negara tersebut, Rabu (9/10/2013). 

Diperkirakan 5 juta dari 10 juta penduduk negara di Asia Barat yang berbatasan dengan Eropa itu akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yang diikuti 10 kandidat. 

Presiden petahana (incumbent) Ilham Aliyev dari Partai Yeni Azerbaijan, yang sebelumnya menggantikan ayahnya Heydar Aliyev, diperkirakan kembali akan unggul pada pilpres di negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Jusuf Kalla menjadi pemantau internasional terkait jabatannya sebagai Chairman Centris Asia Pacific Democrat International (CAPDI).

Sebelumnya, JK juga menjadi pemantau pemilu di Kamboja pada 29 Juli 2013, lalu memimpin delegasi CAPDI.

"Tugas kami hanya memastikan apakah Pilpres Azerbaijan berjalan jujur dan adil sesuai yang kita saksikan. Tidak mungkin kami pantau prosesnya hingga ke daerah-daerah," kata JK dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com.

JK menilai pilpres di Azerbaijan terlihat tenang begitu amannya seolah-olah tidak ada pilpres. Tak tampak alat peraga pemilu di kanan kiri jalan. "Di sini tidak terlihat suasana kampanye, pemenang pilpres sudah bisa ditebak."

Rombongan JK tiba di Baku, ibu kota Azerbaijan, sejak Selasa sore kemarin. Begitu tiba, JK langsung mengikuti pertemuan dengan sejumlah kandidat presiden di Hotel Four Season Baku, Azerbaijan. Selain itu, JK juga menghadiri jamuan makan malam yang digelar Dubes RI untuk Azerbaijan, Prayono Atianto. 

Salah satu pertemuan yang sempat dihadiri JK adalah pemaparan visi misi Araz Alizadeh dari Partai Azerbaijan Social Democrat. JK sempat bertanya kepada Araz Alizadeh bagaimana jika pihaknya kalah dalam pilpres? Araz menjawab diplomatis dan akan menyerahkan kepada proses demokrasi yang sedang berjalan.

Suasana kota Baku yang terletak di tepi Laut Kaspia menjelang pilpres tampak biasa-biasa saja. Tidak ada gambar atau baliho mencolok meskipun diikuti 10 kandidat presiden. Aktivitas warga berjalan seperti biasa, bahkan nyaris tidak ada tanda-tanda bakal ada perhelatan besar seperti lazimnya di negara negara demokrasi, apalagi di Indonesia.

"Di sini tidak terlihat suasana kampanye, pemenang pilpres sudah bisa ditebak," ujar JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com