Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertambangan Jadi Modal Mongolia Masuk APEC

Kompas.com - 06/10/2013, 17:04 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Sejak 1993 sudah mengajukan aplikasi untuk masuk menjadi anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Sampai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Bali, Indonesia pada Minggu (6/10/2013), sebagaimana warta AP, negara dalam benua alias yang tak punya akses ke laut ini terus berpromosi. Tak tanggung-tanggung, Menteri Luar Negeri Mongolia  Bold Luvsanvandan yang langsung melakukan presentasi di hadapan 21 anggota APEC.  Andai hal itu terwujud, nomor 22 adalah nomor anggota Mongolia.

Silakan simak data termutakhir Bank Dunia soal Mongolia dalam angka. Dari sekitar tiga juta penduduknya, 22,4 persen di antaranya hidup dari duit kurang dari 1,25 dollar AS sehari. Pada 2011, pendapat per kapita di Mongolia mencapai 3.100 dollar AS. "Mongolia berada di urutan negara-negara berpendapatan rendah ke memengah,"kata Bank Dunia.

Namun begitu, menurut prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan kalau di masa depan Mongolia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat. Sampai dengan akhir 2013, pertumbuhan Mongolia mencapai 14 persen. Puncak pertumbuhan Mongolia pernah terjadi pada 2011 dengan angka 17,5 persen.

IMF mengatakan menanjaknya Mongolia lantaran hasil pertambangan, khususnya tembaga dan batu bara. Kedua sektor itu menyumbang pertumbuhan 21,8 persen dari total produk domestik bruto (GDP) Mongolia.

Mineral

Masih menurut IMF, cadangan mineral Mongolia terbilang banyak. Rinciannya 18,4 miliar ton batu bara, 2,4 ton emas, 1 juta ton bijih besi, dan 2,4 miliar barrel minyak mentah. Sampai sekarang, Mongolia mengekspor batu bara hingga 50 juta ton pada 2017.

Menteri Luar Negeri Mongolia Bold Luvsanvandan menambahkan APEC menyumbang 89,5 persen perdagangan langsung dengan Mongolia. Dari jumlah itu, China, Kanada, dan Rusia adalah tujuan ekspor 96,4 persen produk Mongolia.

Di dalam negeri, terang Luvsanvandan, Mongolia sudah menggelontorkan kebijakan-kebijakan investasi sebagai daya tarik bagi masuknya penanaman modal asing (PMA). "Kami sudah meneken perjanjian dagang dengan 44 negara dan jumlah itu akan bertambah terus dengan kerja sama APEC,"katanya.

Byambasuren Byamba-Ochir / AFP Patung Lenin terakhir diturunkan di ibu kota Mongolia, Ulan Bator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com