Silakan simak data termutakhir Bank Dunia soal Mongolia dalam angka. Dari sekitar tiga juta penduduknya, 22,4 persen di antaranya hidup dari duit kurang dari 1,25 dollar AS sehari. Pada 2011, pendapat per kapita di Mongolia mencapai 3.100 dollar AS. "Mongolia berada di urutan negara-negara berpendapatan rendah ke memengah,"kata Bank Dunia.
Namun begitu, menurut prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan kalau di masa depan Mongolia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat. Sampai dengan akhir 2013, pertumbuhan Mongolia mencapai 14 persen. Puncak pertumbuhan Mongolia pernah terjadi pada 2011 dengan angka 17,5 persen.
IMF mengatakan menanjaknya Mongolia lantaran hasil pertambangan, khususnya tembaga dan batu bara. Kedua sektor itu menyumbang pertumbuhan 21,8 persen dari total produk domestik bruto (GDP) Mongolia.
Mineral
Masih menurut IMF, cadangan mineral Mongolia terbilang banyak. Rinciannya 18,4 miliar ton batu bara, 2,4 ton emas, 1 juta ton bijih besi, dan 2,4 miliar barrel minyak mentah. Sampai sekarang, Mongolia mengekspor batu bara hingga 50 juta ton pada 2017.
Menteri Luar Negeri Mongolia Bold Luvsanvandan menambahkan APEC menyumbang 89,5 persen perdagangan langsung dengan Mongolia. Dari jumlah itu, China, Kanada, dan Rusia adalah tujuan ekspor 96,4 persen produk Mongolia.
Di dalam negeri, terang Luvsanvandan, Mongolia sudah menggelontorkan kebijakan-kebijakan investasi sebagai daya tarik bagi masuknya penanaman modal asing (PMA). "Kami sudah meneken perjanjian dagang dengan 44 negara dan jumlah itu akan bertambah terus dengan kerja sama APEC,"katanya.