Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Lakukan Pelanggaran Berat HAM Saat Bubarkan Demonstrasi

Kompas.com - 03/10/2013, 08:29 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com — Amnesti Internasional menuduh pihak berwenang Turki melakukan pelanggaran hak asasi manusia skala besar ketika menumpas unjuk rasa antipemerintah beberapa bulan lalu.

Penyelidik Amnesty International mengatakan, aparat keamanan menggunakan peluru tajam yang menewaskan seorang pengunjuk rasa. Beberapa pengunjuk rasa perempuan mengalami pelecehan seksual.

Dalam laporan yang diterbitkan Rabu (2/10/2013), Amnesty International juga mengatakan, para pemrotes dipukuli dan seorang di antara mereka meninggal dunia akibat pemukulan itu.

"Polisi menggunakan kekuatan dengan cara yang tidak saja tidak proporsional, tetapi dengan cara yang sama sekali tidak perlu. Kekuatan tidak seharusnya digunakan terhadap pengunjuk rasa damai. Kami mendapati hal tersebut secara jelas di kota-kota seluruh Turki," kata Andrew Garnder, peneliti Amnesty, dalam jumpa pers di Istanbul.

Direktur Amnesty International untuk Turki, Murat Cekic, mengatakan, pihak berwenang harus mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab.

"Kami menyerukan kepada Pemerintah Turki untuk segera menghentikan kekerasan oleh polisi yang brutal dan memalukan," kata Cekik.

"Dan, kami meminta Pemerintah Turki membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan dan segera menghentikan masalah terbebas dari hukuman, masalah terbebas dari hukuman yang kronis di Turki," tambahnya.

Hingga kini Pemerintah Turki belum memberikan tanggapan atas laporan Amnesti Internasional.

Pergolakan di Turki bermula dari protes damai menentang pembangunan kembali Lapangan Taksim dan Taman Gezi di Istanbul. Namun, setelah aksi itu ditumpas oleh polisi, aksi dengan cepat berkembang menjadi demonstrasi menentang pemerintah selama berminggu-minggu.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan membela tindakan polisi dan menyebut pemrotes sebagai "teroris". Tetapi, Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc mengakui tindakan polisi terlalu berlebihan.

Arinc juga meminta maaf kepada pengunjuk rasa yang menderita luka-luka dalam operasi polisi pada tahap awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com