"Seperti yang lain, saya berharap agar Rohani tidak sekadar berkata-kata, tetapi juga fokus pada aksi. Selain itu, sanksi juga harus diperketat jika Iran ternyata tetap melanjutkan proyek nuklirnya saat sedang bernegosiasi dengan kekuatan dunia," tegasnya saat berbicara di hadapan Sidang Umum PBB, Selasa (1/10/2013) siang waktu setempat.
Mengacu pada Revolusi Islam di Iran pada 1979, Netanyahu mengatakan, "Sejak waktu itu, presiden Iran muncul silih berganti. Beberapa presiden bersikap moderat, yang lain berhaluan garis keras. Tetapi mereka memiliki keyakinan tanpa ampun yang sama, rezim tanpa ampun yang sama. Presiden Rohani, seperti presiden sebelumnya, seorang hamba yang setia pada rezim itu".
Setelah bertemu dengan Netanyahu, Senin (30/10/2013), Obama menegaskan tekadnya untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir. Kedua pemimpin mengatakan negara mereka bekerja sama dalam masalah ini.
Pada Selasa, Netanyahu menegaskan bahwa Israel, satu-satunya negara Timur Tengah yang diyakini memiliki senjata nuklir, siap menggunakan aksi militer terhadap Iran jika diplomasi berakhir dengan kebuntuan.
Meski sebagian besar pidatonya berbicara tentang Iran, Netanyahu juga menyinggung tentang proses perdamaian Israel-Palestina, dan mengatakan bahwa negara Yahudi itu siap untuk membuat "kompromi bersejarah". Namun, dia menyalahkan para pemimpin Palestina karena tidak cukup merespons.