Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Suaka ke Australia, Aktivis Papua Barat Dikirim ke PNG

Kompas.com - 27/09/2013, 18:08 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com — Sekelompok aktivis Kemerdekaan Papua Barat yang meminta suaka ke Australia diterbangkan ke Papua Niugini setelah sempat menjejakkan kaki di daratan Australia.

Yacob Mandabayan, anggota Otoritas Nasional Papua Barat, mengatakan, kelompoknya berusaha mencari suaka ke Australia.

Ia mengatakan takut disiksa aparat Indonesia setelah menggelar upacara simbolis dengan aktivis Freedom Flotilla yang meninggalkan Australia beberapa waktu lalu untuk menggalang perhatian dan kepedulian mengenai nasib Papua Barat.

Mandabayan dan empat orang rekan laki-laki, seorang perempuan, dan anak kecil berusia 10 tahun meninggalkan Papua beberapa hari lalu dan menyeberang melalui perbatasan PNG.

Koresponden ABC di Papua Niugini, Liam Fox, mengatakan, kelompok itu berhasil masuk ke Australia melalui Pulau Boigu setelah ditolong nelayan lokal dan bertemu dengan petugas Australia di Selat Torres.

Setelah beberapa hari melakukan wawancara, mereka kemudian dibawa ke Pulau Horn di Selat Torres sebelum diminta naik ke pesawat pada Kamis (26/9/2013).

Mandabayan mengatakan, sebelum naik ke dalam pesawat, mereka diberitahu akan dibawa ke daratan Australia, tetapi cerita berubah ketika mereka berada di pesawat.

"Ketika kami di dalam kabin pesawat dan pintu sudah ditutup, pria dari imigrasi memberitahu mereka tidak akan terbang ke daratan Australia, tetapi akan dikembalikan ke Papua Niugini,” kata Mandabayan.

"Saya bertanya mengapa dibawa ke PNG, mereka hanya menjawab ini perintah atasan dan kantor imigrasi dan karena negara mereka menentukan demikian," tambah dia.

"Kami sangat sedih dan jadi gila, ini benar-benar mengecewakan," katanya.

Fox mengatakan, kelompok pencari suaka asal Papua Barat ini disambut petugas dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dan dibawa menuju hotel di dekat ibu kota, Port Moresby.

Kelompok ini tetap menolak dikirim ke PNG karena mereka yakin warga Indonesia di komunitasnya telah disusupi mata-mata.

Jika yang dikatakan warga Papua Barat ini benar, maka ini merupakan cara baru yang diterapkan Australia dalam memperlakukan pencari suaka.

"Sebelumnya, pihak Australia langsung mengirim pencari suaka ke pusat pemrosesan di Pulau Manus atau Nauru, belum pernah terjadi kasus seperti ini," tambah Fox.

Menteri Imigrasi Scott Morrison saat ini tengah melakukan kunjungan resmi di PNG, tetapi tidak bersedia berkomentar mengenai insiden ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com