Menurut Paus diperlukan perubahan sikap dari negara-negara penerima pendatang dan pengungsi.
"Pendatang dan pengungsi bukan pion dalam papan catur kemanusiaan," tegasnya dalam pesan yang dikirimkan ke sejumlah pemerintah dan lembaga internasional, termasuk PBB.
"Mereka adalah anak-anak, perempuan, dan laki-laki yang harus meninggalkan atau dipaksa meninggalkan rumahnya dengan berbagai alasan, yang juga punya keinginan yang sah untuk mengetahui dan memiliki."
Tak lama setelah ditahbiskan, Paus Fransiskus, yang terpilih menggantikan Paus Benediktus yang mengundurkan diri, sudah mengungkapkan keputusannya bahwa gereja untuk orang miskin.
Masalah sensitif
Dalam pesan Hari Migran dan Pengungsi Dunia, dia juga mengecam yang disebutnya sebagai "buruh budak" dan penyelundupan manusia.
Dia mengutuk perusahaan-perusahaan yang mengekspolitasi pendatang dan pengungsi, yang bekerja dengan upah rendah di sektor pertanian maupun secara gelap di pabrik-pabrik.
"Saat ini 'buruh budak' menjadi mata uang yang biasa," tuturnya.
Imigrasi merupakan masalah sensitif di Eropa dan Italia yang merupakan salah satu negara penerima banyak pengungsi dari negara-negara Afrika Tengah yang datang melalui laut.
Bulan Juli, Paus memilih Lampedusa, sebuah pulau kecil di lepas pantai Sisilia yang menjadi tempat pendaratan para pengungsi, sebagai tujuan pertama dalam kunjungannya ke luar Roma untuk menarik perhatian atas nasib para pengungsi.
Masalah pengungsi juga menjadi salah satu isu penting dalam pemilihan umum Australia awal September, yang dimenangkan oleh Perdana Menteri Tony Abbott yang berjanji akan menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih tegas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.