Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Kenya Akhirnya Kendalikan Mal Westgate Nairobi

Kompas.com - 24/09/2013, 11:53 WIB
NAIROBI, KOMPAS.com — Pasukan keamanan Kenya telah mengendalikan pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi tiga hari setelah pengepungan mematikan oleh kelompok militan Islam. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kenya, Amina Mohamed, mengatakan, dua sampai tiga orang Amerika serta seorang perempuan Inggris terlibat dalam serangan tersebut.

Saat kementerian dalam negeri Kenya pada Selasa (24/9/2013) pagi mengatakan bahwa semua sandera yang ditahan militan diyakini telah dibebaskan, Amina Mohamed menegaskan lingkup global dari serangan itu.

Kelompok militan Somalia, Al Shabab, yang punya kaitan dengan Al Qaeda, telah mengklaim serangan itu, yang dimulai Sabtu siang pekan lalu saat kaum militan bersenjata memasuki kompleks tersebut. Mereka melemparkan granat dan menembakkan senjata otomatis dan membuat panik para pengunjung yang melarikan diri.

Seorang juru bicara pemerintah, Manoah Esipisu, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pengepungan itu, di mana penyerang telah membantai setidaknya 62 pengunjung dan para pekerja sudah mendekati tahap akhir. Dia mengatakan, pasukan khusus yang menyisir gedung tersebut tidak lagi menghadapi perlawanan apa pun. "Pasukan khusus kami sudah berada di dalam gedung, memeriksa ruangan-ruangan. Kami pikir bahwa semua orang, para sandera, telah dievakuasi, tetapi kami tidak ingin mengambil risiko," kata Esipisu. "Pasukan khusus menyebut ini pembersihan. Pada saat ini mereka tidak mendapat perlawanan apa pun, tetapi tentu saja kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa ada beberapa dari mereka yang bersembunyi di ruang terpencil atau sudut," tambahnya.

"Kami mengendalikan Westgate," kata kementerian dalam negeri dalam pesannya di Twitter. Sepanjang Senin malam, daerah di sekitar mal itu tenang.

Tidak ada rincian yang diberikan tentang jumlah sandera yang telah dibebaskan. Namun sebelumnya, Palang Merah mencatat 63 orang hilang, sebuah angka yang diperkirakan telah mencakup para sandera serta mereka mungkin telah terbunuh. Hampir 200 orang terluka dalam serangan itu, dan setidaknya 11 tentara Kenya cedera dalam pertempuran senjata yang intens pada Senin, kata militer.

Pasukan khusus, Senin, juga menewaskan sedikitnya tiga orang bersenjata dan melukai beberapa dalam pertempuran sengit di kompleks mal milik Israel itu, yang populer bagi orang kaya Kenya dan ekspatriat. Sebuah sumber keamanan Kenya dan seorang pejabat intelijen Barat mengatakan, pasukan Israel terlibat dalam operasi itu bersama para agen Inggris dan AS.

Panglima militer Kenya, Julius Karangi, mengatakan, kelompok bersenjata itu berasal dari berbagai negara. Banyak petempur asing, termasuk orang Somalia dengan dua kewarganegaraan, menjadi anggota pasukan Al Shabab. "Mereka berasal dari berbagai negara. Kami punya data intelijen yang memadai bahwa ini merupakan terorisme global," kata Karangi.

Dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi publik AS, PBS, Menteri Luar Negeri Kenya Amina Mohamed mengatakan, sejumlah warga Amerika dan seorang perempuan Inggris termasuk di antara para penyerang. "Orang-orang Amerika itu, dari informasi yang kami miliki, adalah pria muda, mungkin berusia sekitar 18 dan 19 tahun," kata Mohamed. Ditanya apakah warga Inggris itu seorang perempuan, dia menjawab, "Perempuan. Dan dia, saya kira, sebelumnya telah melakukan hal ini berkali-kali."

Menteri Dalam Negeri, Joseph Ole Lenku, sebelumnya membantah bahwa ada perempuan di antara para pemberontak. "Semua teroris itu laki-laki," katanya. Ia menegaskan, "Beberapa dari mereka berpakaian seperti perempuan."

Polisi mengatakan, mereka juga telah menangkap lebih dari 10 orang untuk dimintai keterangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com