Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kota Kecil di Australia Lawan Restoran McDonald hingga ke Chicago

Kompas.com - 18/09/2013, 09:00 WIB
TECOMA, KOMPAS.COM — Warga dari kota kecil Tecoma, di Victoria, Australia, berjuang melawan kehadiran restoran McDonald di wilayah mereka sampai pergi ke kantor pusat restoran tersebut di Chicago, AS.

Warga Tecoma telah berjuang menolak izin restoran McDonald sejak didaftarkan tahun 2011. Dewan lokal telah menolak rencana kehadiran restoran itu setelah izin operasinya menuai lebih dari seribu protes tertulis dari warga.

Meski demikian, Pengadilan Sipil dan Administrasi Victoria menolak keputusan dewan tersebut dan memberikan izin bagi McDonald untuk melanjutkan rencana usahanya.

Salah seorang warga yang protes membentuk kelompok Burger Off.  Kelompok ini telah melakukan segala hal yang mampu mereka lakukan untuk menghentikan rencana pembukaan restoran McDonald itu, mulai dari membuat tarian flashmobs sampai unjuk rasa selama 2 minggu di lokasi bakal restoran itu.

Namun, Agustus lalu, mesin buldoser datang meratakan bangunan di lokasi bakal restoran itu. Sementara McDonald terus mencari cara untuk mengusir para demonstran dari lokasi bakal restoran yang diusulkan, dan bahkan mencari kesalahan demonstran.

Pengunjuk rasa melakukan perlawanan ke markas McDonald. Setelah meraih sukses kecil, Burger Off memutuskan membawa protes mereka ke Kantor Pusat Internasional McDonald di Chicago. Kelompok ini berhasil menggalang dana sebesar 40.000 dollar Australia bagi empat orang anggotanya terbang ke Chicago untuk menyampaikan petisi mereka kepada Direktur Eksekutif McDonald, Don Thompson.

Didanai oleh banyak donasi dari  warga Tecoma, perjalanan ke Amerika ini terlihat seperti upaya menggulingkan dadu terakhir mereka.

Kelompok Burger Off membayar 25.000 dollar untuk iklan satu halaman penuh di surat kabar ikon kota Chicago, The Chicago Tribune, dan mendirikan 30 buah balon berbentuk Kanguru di luar kantor pusat McDonald di Chicago.

Perjuangan David dan Goliath

Kelompok yang dimotori Garry Muratore, yang terbang ke Chicago, mengatakan perlawanan ini seperti kisah "David dan Goliath". "Restoran itu terlalu dekat dengan taman kanak-kanak, terlalu dekat dengan sekolah dasar dan juga  terlalu dekat dengan taman nasional di kota kami juga," katanya menjelaskan keberatan mereka.

"McDonald adalah organisasi yang memata-matai kami, mereka membayar penyelidik swasta untuk mengirimkan ancaman kepada kami. Kami juga menghadapi ancaman dari petugas keamanan swasta. Dan mereka juga  meminta Mahkamah Agung mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap orang-orang yang melakukan unjuk rasa dengan ancaman potensi kehilangan rumah mereka. Mereka perusahaan yang tak punya etika."

Jika McDonald memenangkan perjuangan tersebut Jumat ini, para pengunjuk rasa kemungkinan akan diperintahkan membayar biaya kasus ini di pengadilan meskipun tuntutan atas kerusakan aset sudah dibatalkan.

Eksekutif McDonald Australia Catriona Noble mengatakan, perusahannya hanya ingin berbisnis. "Saya secara reguler mendapat e-mail dari orang-orang di masyarakat yang mengatakan mereka menginginkan kehadiran McDonald di kota mereka di Tecoma," katanya.

"Jadi, saya sangat terkejut ketika ada kelompok yang sangat vokal dan sangat berlawanan posisi dengan kami yang menurut saya jumlah yang berunjuk rasa sangat kecil.

Warga setempat seperti Esther Kelly mengatakan, kalaupun McDonald menang, mereka tidak akan berhenti melawan. "Saya akan tetap melawan dan saya akan mengatakan kepada turis untuk menghindari McDonald. Tecoma sudah menyatakan menolak. Dan kami akan terus mengatakan tidak dan kita akan memastikan McDonald membayar apa yang mereka lakukan kepada warga kami. Mereka harus membayarnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com