Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asing Masih Punya Celah Ekspor ke Indonesia

Kompas.com - 07/09/2013, 10:54 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Kerja sama G-20 masih menunjukkan pihak asing masih punya celah ekspor ke Indonesia. Contohnya, bahan baku perlengkapan berbasis plastik. Dunia industri mengenalnya sebagai polipropilena.

Sementara itu, kebutuhan Indonesia akan polipropilena terbilang makin membesar. Polipropilena sejatinya adalah bahan dasar untuk pembuatan peralatan plastik seperti wadah makanan dan sebagainya. Catatan terkumpul menunjukkan tahun ini saja, kebutuhan itu mencapai angka sejuta metrik ton. Dari jumlah itu, 800 metrik tonnya menjadi pasokan tiga perusahaan di Tanah Air, yakni Chandra Asri, Pertamina, dan Polytama Propindo. Sisanya, 200 metrik ton, mesti diimpor.

Lantaran itulah, menurut Direktur Utama Polytama Didik Susilo, kemarin, pihaknya bakal menggenjot produksi hingga 240 metrik ton per tahun pascapengoperasian kembali pabrik di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, sejak Februari 2013. Menurut catatan Didik, perusahaan yang dipimpinnya sempat menghentikan produksi, bahkan tidak bisa beroperasi sama sekali sejak dua tahun silam. Pemicunya adalah tekanan krisis pada 2008.

Tak cuma itu, terang Didik, fluktuasi tajam harga minyak mentah dunia juga membawa kerugian hingga 21 juta dollar AS. Hal itu terjadi pada periode 2009/2010. "Setelah masa itu, Polytama beroperasi kembali dengan membidik pangsa pasar sekitar 20 persen," katanya.

Bertepatan dengan momentum tersebut sekaligus bersamaan dengan peringatan hari ulang tahun ke-18 pada Jumat (6/9/2013), Polytama menggandeng mitra utama seperti Pertamina dan Bank Mandiri. Di samping kedua perusahaan tersebut, Tuban Petro dan Bukit Mega Masabadi ikut juga sebagai mitra utama.

Sementara itu, dalam catatan Polytama, selama beroperasi kembali, ada berbagai langkah efisiensi dan inovasi seperti penggantian sumber energi. Pos ini adalah komponen biaya produksi terbesar mencapai 50 persen. Angkanya berada di kisaran Rp 12 miliar tiap bulannya. Polytama saat ini juga tengah menyelesaikan inovasi teknologi penghematan energi untuk boiler dengan target realisasi Oktober 2013.

Sekarang, Polytama tengah bersiap menambah unit ekstruder baru demi maksimalisasi kapasitas produksi. Kebutuhan dananya mencapai 8 juta dollar AS.

Didik mengakui, terjaminnya pasokan bahan baku polipropilena menjadi kunci keberlangsungan perusahaan. Demikian halnya dengan upaya restrukturisasi keuangan dan penyediaan dana-dana segar. "Saat ini juga tengah berlangsung pembahasan opsi akuisisi Polytama oleh Pertamina. Opsi akuisisi ini bisa menjadi sinergi positif untuk jaminan pasokan bahan baku. Soal bagaimana mekanisme akuisisinya, masih dalam proses pembahasan oleh PPA," demikian Didik Susilo.

PP Polytama Propindo bakal genjot produksi hingga 240 metrik ton per tahun pascapengoperasian kembali pabrik di Balongan, Indramayu, Jawa Barat sejak Februari 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com