Di hadapan para wartawan dalam jumpa pers di St Petersburg, Rusia, Obama mengatakan sebagian besar pemimpin G-20 juga sepakat bahwa larangan penggunaan senjata kimia harus dipertahankan.
"Mayoritas pemimpin negara sepakat dengan kesimpulan kami bahwa pemerintahan Assad bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia," kata Obama.
Namun, Obama mengakui terdapat perbedaan pendapat soal penggunaan kekuatan militer di Suriah. Beberapa negara menegaskan serangan militer ke Suriah harus mendapat persetujuan DK PBB.
"Karena DK PBB dalam hal ini lumpuh, jika kita serius menegakkan larangan penggunaan senjata, maka dibutuhkan sebuah respons internasional, dan respons itu tidak akan melalui DK PBB," Obama menegaskan.
Pernyataan Obama ini dikaitkan dengan langkah Rusia yang selalu menggunakan hak vetonya ketika DK PBB berencana untuk menerbitkan resolusi yang mengecam Suriah.
Saat ini, Obama masih menunggu keputusan Kongres soal otorisasi menggelar serangan militer terbatas ke Suriah.
Dia mengakui, bukan hal mudah untuk meyakinkan Kongres untuk merestui rencananya menyerang Suriah.
"Saya tahu ini (meminta restu Kongres) akan menjadi sebuah pekerjaan sulit. Saya memahami skeptisisme mereka," ujar Obama.
Sejauh ini, setidaknya 10 negara G-20 yang sepakat mengecam Suriah atas penggunaan senjata kimia di Damaskus dan menyerukan respons internasional yang tegas terhadap rezim Assad.
Negara-negara itu adalah Australia, Kanada, Perancis, Italia, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Spanyol, Turki, dan Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.