Catatan terkumpul menunjukkan kalau C-20, dalam bahasa Indonesia, adalah singkatan dari Masyarakat Madani. C-20 berada di dunia maya dan beranggotakan warga kebanyakan. Bandingkan dengan G-20 yang berisikan para pemimpin negara dunia, termasuk Indonesia. Seluruh produk domestik bruto (GDP) para anggota G-20, andai digabungkan, akan menjadi 90 persen dari total GDP dunia.
Nah, C-20 ternyata mengusung sebuah pilar bernama inklusivisme. Maksudnya, C-20 membuka pintu seluas-luasnya bagi berbagai kalangan dari bermacam strata untuk ikut bergabung. "C-20 akan merekomendasikan pilar inklusivisme sebagai pilar keempat G-20," demikian pernyataan C-20 yang dibagikan kepada semua peserta KTT ke-8 G-20 tersebut.
Lebih lanjut, C-20 mengklaim kalau rekomendasi itu sudah menjadi pertimbangan sejak lama. Untuk mencapai rekomendasi itu, C-20 sudah berkonsultasi dengan berbagai masyarakat madani, institusi nirlaba, dan kelompok-kelompok cendekiawan.
Menurut tuan rumah, Presiden Rusia Vladimir Putin, G-20 menyambut baik kontribusi C-20. "Kontribusi ini adalah sebuah jalan untuk pemulihan ekonomi dan pengamanan sosial semua warga dunia," kata Putin.
Selama ini, G-20 mengusung tiga pilar utama. Yang pertama adalah kesetaraan yang kuat antarsesama anggota. Kedua, kondisi berkelanjutan. Terakhir, pertumbuhan berimbang.