Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2013, 04:40 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters
PARIS, KOMPAS.com — Presiden Suriah Bashar al Assad memperingatkan Perancis bahwa Suriah akan membalas jika Perancis mengambil bagian dalam rencana aksi militer ke Suriah. Sementara itu, Pemerintah Perancis justru  merilis data yang mendukung tudingan penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad.

"Jika kebijakan negara Perancis bermusuhan dengan rakyat Suriah, kami akan menjadi musuh mereka," kata Assad dalam wawancara dengan surat kabar Perancis Le Figaro. "Akan ada dampak, jelas negatif, pada kepentingan Perancis."

Perancis telah mengambil posisi mendukung oposisi Suriah sejak awal 2,5 tahun perang saudara di Suriah. Dukungan itu diberikan dengan kekhawatiran konflik Suriah akan melebar ke Lebanon, tempat 20.000 warga negara Perancis tinggal dengan banyak perusahaan Perancis beroperasi di sana. Perancis juga punya 800 orang yang memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB.

Presiden Perancis Francois Hollande bersama dengan Presiden AS Barack Obama adalah dua pemimpin negara yang menegaskan rezim Assad harus dihukum untuk serangan terhadap warga sipil pada Rabu (21/8/2013) yang diduga menggunakan senjata kimia dan menewaskan lebih dari 1.400 orang. Data intelijen Amerika menyebutkan, serangan dini hari itu menewaskan 1.429 orang dengan 426 di antaranya adalah anak-anak.

Namun, Pemerintah Suriah menyatakan serangan tersebut dilakukan kubu oposisi. Assad mengatakan, adalah tidak masuk akal dia menggunakan senjata kimia di wilayah yang pasukannya juga bertugas di sana.

"Mereka yang membuat tuduhan harus menunjukkan bukti. Kami menantang Amerika Serikat dan Perancis untuk datang dengan sepotong bukti. Obama dan Hollande tak punya kemampuan untuk melakukannya," tegas Assad, dalam wawancara yang diterbitkan Senin (2/9/2013).

Peluang Barat menyerang Suriah meredup setelah pada pekan lalu parlemen Inggris menentang negara itu terlibat dalam aksi militer ke Suriah. Saat ini Obama pun masih menunggu persetujuan Kongres Amerika sebelum mengambil langkah militer apa pun ke Suriah.

Namun, Perancis dengan sistem pemerintahan yang memberikan hak konstitusional kepada Presiden untuk menyatakan perang tetap menjadi pendukung kuat aksi militer ke Suriah. Meski demikian, pada Senin, anggota senior dari partai oposisi terhadap Hollande menolak panggilan mengikuti pemungutan suara parlemen untuk persetujuan serangan dalam bentuk apa pun ke Suriah.

Adapun Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault setelah menyampaikan laporan intelijen soal Suriah di depan parlemen, Senin, menegaskan perlunya pengerahan militer ke rezim Assad. Dia mengatakan, Paris ingin mencegah Assad mengulang lagi penggunaan senjata kimia, sekaligus menghalangi orang atau negara lain meniru apa yang sudah dilakukan Assad.

"Tindakan (Assad) ini tidak bisa dibiarkan tanpa tanggapan," kata Ayrault.
"Ini bukan porsi Perancis bertindak sendiri. Presiden terus berupaya menyatukan koalisi. Tujuan (serangan) bukan untuk menggulingkan rezim atau membebaskan negara itu," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com