Puisi-puisi Irlandia Utara yang ditulis Heaney membangkitkan dunia kanak-kanaknya, dengan penggambaran soal penggali kentang dan pemotong gambut rawa. Namun, puisinya juga menyuarakan perpecahan yang membelah Irlandia.
Heaney mendapat pengakuan global sebagai penyair terbesar Irlandia setelah William Butler Yeats. Melalui puisinya, selama setengah abad dia berusaha bertutur tentang bau asam dan keindahan lanskap tandus Irlandia, kehilangan yang menghantui bersama kenangannya, dan jiwanya yang tersiksa sebagai warga Irlandia Utara.
Menjadi tokoh terkemuka aliran klasik, Heaney menerjemahkan dan menginterpretasikan karya kuno era Athena dan Roma bagi mata dan telinga modern. Namun, menjadi tokoh terkemuka tak membuatnya berhenti menyediakan waktu untuk memberi saran dan perhatian pada penulis lain ataupun fans.
"Dia adalah penyair alam yang indah, penyair cinta, dan penyair perang. Dia juga jelas menyampaikan kegelapan, sesuatu yang kita sebut sebagai 'masalah'," kata Michael Longley, seorang penyair Belfast dan orang kepercayaan Heaney. Dia mengatakan pada awal Agustus ini masih sempat mengobrol gembira dengan Heaney berteman bir dan wiski, di sebuah festival sastra di Irlandia Barat.
Berikut petikan puisi itu:
"Human beings suffer,The innocent in gaols
Beat on their bars together.
A hunger-striker’s father
Stands in the graveyard dumb.
The police widow in veils
Faints at the funeral home.
History says, don’t hope
On this side of the grave.
But then, once in a lifetime
The longed-for tidal wave
Of justice can rise up,
And hope and history rhyme.
So hope for a great sea-change
On the far side of revenge.
Believe that further shore
Is reachable from here.
Believe in miracle
And cures and healing wells.
Call miracle self-healing:
The utter, self-revealing
Double-take of feeling.
If there’s fire on the mountain
Or lightning and storm
And a god speaks from the sky
That means someone is hearing
The outcry and the birth-cry
Of new life at its term."
(Reuters/AP/berbagai sumber)