Pernyataan ini disampaikan Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jeddou dalam sebuah jumpa pers di ibu kota Tunis menyusul pernyataan kelompok Ansar al-Shariah sehari sebelumnya.
Dalam jumpa pers itu, Ben Jeddou menggelar berbagai bukti, termasuk rekaman pengakuan dan sebuah dokumen yang diyakini ditulis pimpinan Ansar al-Shariah Seifallah Ben Hassine yang menyatakan persekutuan dengan Al-Qaeda.
Dalam jumpa pers itu juga diputar rekaman video berisi pengakuan anggota Ansar al-Shariah Mohammed Akkari.
Akkari ikut bertempur melawan pasukan AS di Irak pada 2004 sebelum tertangkap dan ditahan di penjara Abu Ghraib yang mengerikan itu.
Dia kemudian diekstradisi ke Tunisia dan melanjutkan hukuman penjaranya di negeri itu. Akkari dibebaskan ketika revolusi penggulingan Presiden Ben Ali bersama dengan Ben Hassine dan sejumlah anggota kelompok radikal itu.
Dalam jumpa pers, Ben Jeddou mengatakan, Ansar al-Shariah terlibat dalam pembunuhan dua politisi sayap kiri Tunisia yang menyeret negeri itu ke dalam sebuah krisis politik baru.
"Terdapat bukti Ansar al-Sharia mengincar 20 tokoh publik lain, termasuk ketua parlemen, mantan pemimpin rezim lama, dan sejumlah tokoh oposisi," papar Ben Jeddou.
Setelah revolusi 2011, Tunisia kerap dihantam serangan teroris, pembunuhan politik, dan kebangkitan kelompok salafi dalam transisi negeri itu menuju demokrasi.
Ennahda, partai berhaluan Islam moderat yangmemenangkan pemilu dan saat ini berkuasa di Tunisia. Namun, sebagian kalangan menuding Ennahda tutup mata terhadap kebangkitan kelompok salafi yang dikenal keras.
Namun, belakangan pemerintahan Ennahda telah mengambil sejumlah langkah keras terhadap kelompok-kelompok radikal Tunisia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.