Unggah Foto Penyerbuan Gibraltar, Politisi Spanyol Dikecam

Wali kota Callosa de Segura, Francisco Perez Trigueros menggunggah foto yang menampilkan pesawat tempur Spanyol melintas di atas karang Gibraltar, sementara pasukan angkatan darat Spanyol berbaris memasuki wilayah seberang lautan Inggris itu.

Foto itu diunggah di tengah-tengah upaya mengurangi ketegangan antara Spanyol dan Gibraltar akibat klaim hak penangkapan ikan yang diperebutkan kedua pihak.

Foto itu memicu reaksi beragam. Sejumlah kritik menghujani Trigueros yang adalah politisi partai berkuasa Spanyol, Partai Rakyat.

Seorang aktivis internet, Ernest Romero, dengan keras mengatakan agar sang wali kota "pergi ke neraka" setelah menggunggah foto itu.

"Foto ini mengingatkan saya kepada Argentina yang menyerang Kepulauan Falklands. Jika perang terjadi maka perang itu akan sangat singkat dan brutal, dan Spanyol berada di posisi yang kalah," kata Joe Jackson, seorang aktivis internet Gibraltar.

Sejumlah warga Gibraltar yang lain menilai, foto yang diunggah Trigueros itu bisa memicu kebencian dan aksi kekerasan.

Aksi "nyeleneh" bukan kali ini saja dilakukan Trigueros. Bulan lalu, namanya mulai dikenal setelah menyerang pendukung kubu nasionalis Catalan.

Lewat akun Facebook-nya, Trigueros mengkritik warga Catalan yang dianggap menghina lagu kebangsaan Spanyol yang dikumandangkan dalam upacara pembukaan kejuaraan dunia renang di Barcelona.

"Berikan saja kemerdekaan kepada mereka (Catalan), jadi mereka bisa meninggalkan kita," kata Trigueros.

"Namun, dirikan tembok setinggi 30 kaki (9 meter) sehingga kita tidak perlu melihat mereka lagi," tambah Trigueros.

Trigueros kemudian menarik ucapannya dan mengatakan dia hanya menyerang beberapa orang Catalan yang membakar bendera Spanyol.

Sementara itu, para rival politik menilai Trigueros bersikap seperti seorang penganut paham  fasisme.

Callosa de Segura, kota berpenduduk 18.000 orang itu, berjarak tak jauh dari resor wisata Costa Blanca yang sangat disukai kaum ekspatriat di Spanyol.

Gibraltar yang menghadap Laut Tengah ini merupakan sebuah pelabuhan yang sangat strategis dan sudah dikuasai Inggris sejak 1713.

Sejak lama Spanyol menginginkan Gibraltar kembali, meski perjanjian Utrecht pada 1713 menyebut Gibraltar adalah milik Inggris.