Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi Tawarkan "Deal" Minyak Rahasia ke Rusia asal Tinggalkan Suriah

Kompas.com - 27/08/2013, 15:24 WIB
MOSKWA, KOMPAS.COM -  Arab Saudi secara diam-diam menawarkan kesepakatan kepada Rusia untuk mengendalikan pasar minyak global dan menjaga kontrak gas Rusia, asal Kremlin menjauh dari punggung rezim Assad di Suriah.

Hal tersebut terungkap di tengah ketegangan yang meninggi di Timur Tengah. Kapal-kapal perang AS, Inggris, dan Perancis siap melancarkan serangan rudal ke Suriah, dan Iran mengancam untuk membalas. Kegelisahan itu telah mendorong harga minyak mentah Brent ke level tertinggi untuk periode lima bulan menjadi 112 dollar AS per barel.

"Kita hanya satu insiden lagi dari lonjakan serius (harga) minyak. Pasar jauh lebih ketat daripada yang orang pikirkan," kata Chris Skrebowski, editor Petroleum Review.

Bocoran transkrip pertemuan di balik pintu tertutup antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Pangeran Arab Saudi, Bandar bin Sultan, memberikan gambaran yang benderang tentang realpolitik kedua belah pihak.

Pangeran Bandar, kepala intelijen Saudi, diduga telah menghadap Kremlin dengan kombinasi bujukan dan ancaman dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan masalah Suriah. "Mari kita bahas bagaimana menyusun strategi terpadu Rusia-Saudi tentang masalah minyak. Tujuannya adalah untuk menyepakati harga minyak dan jumlah produksi yang menjaga harga stabil di pasar minyak dunia," begitu Bandar diklaim telah mengatakan pada pertemuan empat jam dengan Putin.

"Kami memahami minat besar Rusia dalam minyak dan gas di Mediterania dari Israel hingga Siprus. Dan kami memahami pentingnya pipa gas Rusia ke Eropa. Kami tidak tertarik untuk bersaing dalam hal itu. Kita bisa bekerja sama di wilayah ini," katanya, yang mengaku berbicara dengan dukungan penuh dari AS.

Pembicaraan itu tampaknya menawarkan sebuah aliansi antara OPEC dan Rusia, yang secara bersama-sama menghasilkan lebih dari 40 juta barel minyak per hari, atau 45 persen dari output global.

Rincian pembicaraan tersebut bocor ke pers Rusia. Sebuah versi yang lebih rinci, sejak itu, muncul di surat kabar As-Safir Lebanon, yang punya hubungan dengan Hezbollah dan bermusuhan dengan Saudi. As-Safir mengatakan, Pangeran Bandar berjanji untuk menjaga pangkalan angkatan laut Rusia di Suriah jika rezim Assad digulingkan, tetapi ia juga mengisyaratkan serangan teroris Chechen terhadap  Olimpiade Musim Dingin Rusia di Sochi jika tidak tercapai kesepakatan.

"Saya bisa memberi Anda jaminan untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin tahun depan. Kelompok Chechen yang mengancam keamanan Olimpiade itu kami yang kendalikan," konon begitulah Pangeran Bandar sampaikan kepada Putin.

Pangeran itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa warga Chechnya yang beroperasi di Suriah adalah alat tekan yang bisa dimainkan dan dimatikan. "Kami menggunakan mereka dalam menghadapi rezim Suriah, tetapi mereka tidak akan punya peran dalam masa depan politik Suriah."

Presiden Putin sudah lama mendorong kartel gas global. Bulan lalu Rusia mengeluarkan "Deklarasi Moskwa" untuk "membela para pemasok dan menolak tekanan yang tidak adil".

Skrebowski, sebagaimana dikutip Telegraph, Senin (26/8), mengatakan, tidak jelas apa yang Saudi benar-benar bisa tawarkan kepada Rusia dalam masalah gas, selain menggunakan pengaruh atas Qatar dan pihak-pihak lain untuk memangkas produksi gas alam cair. Arab Saudi bisa membantu meningkatkan harga minyak dengan membatasi pasokannya sendiri. Hal itu akan menjadi tembakan di lengan buat Rusia, tapi hal itu akan menjadi sebuah strategi yang berbahaya jika kemudian mendorong harga ke tingkat yang menempatkan pemulihan ekonomi global beresiko.

"Libya kembali kepada perang sipil. Nigeria larut dalam negara bandit yang kehilangan output. Dan Irak akan kembali ke perang saudara Sunni-Syiah yang kita lihat tahun 2006-07," kata Skrebowski.

Pertemuan Putin-Bandar itu berlangsung tiga minggu lalu. Putin dilaporkan tidak tergerak oleh tawaran Saudi tersebut. "Kami percaya bahwa rezim Suriah merupakan perwakilan terbaik atas nama rakyat Suriah, dan bukan mereka memakan hati," kata Putin merujuk pada rekaman video yang memperlihatkan seorang pemberontak memakan jantung dan hati seorang prajurit Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com