Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Pembantaian, Seorang Tentara AS Minta Maaf

Kompas.com - 23/08/2013, 11:32 WIB
Tentara Amerika Serikat, yang mengamuk dan menewaskan 16 warga desa di Afganistan tahun lalu, meminta maaf atas pembantaian itu dan menyebutnya sebagai "tindakan yang pengecut".

Pria berusia 39 tahun itu mengatakan dia mengalami "ketakutan yang hebat...dan keberanian" saat serangan pada tanggal 11 Maret 2012 itu.

Ayah dua anak itu mengaku bersalah, pada Juni, untuk menghindari hukuman mati.

Jika ia dijatuhi hukuman seumur hidup dengan kemungkinan pembebasan bersyarat, Sersan Bales bisa memenuhi syarat untuk dibebaskan pada 20 tahun kemudian.

"Saya benar-benar, benar-benar minta maaf kepada orang-orang yang keluarganya meninggal," katanya saat sidang, Kamis (22/8/2013) di Pangkalan Bersama Lewis-McChord.

"Jika saya bisa membawa anggota keluarga mereka kembali, saya akan melakukannya dalam sekejap. Maaf saja tidak cukup tapi saya minta maaf."

Meragukan

Jaksa memperdebatkan apakah dia benar-benar merasa menyesal. Mereka memutar rekaman panggilan telepon di penjara saat Sersan Bales dan istrinya tertawa ketika mereka membahas kasus ini.

Namun, para pengacara Bales mengatakan, perdebatan sudah keluar konteks.

Bales mengatakan, pada Kamis (22/8/2013), bahwa dia marah kepada dirinya sendiri, mabuk-mabukan, dan menyembunyikan masalah pribadinya.

Dia juga meminum narkoba dan alkohol saat serangan tersebut.

Mantan pemain sepak bola profesional Marc Edwards muncul di pengadilan sebagai saksi karakter untuk dia.

Ia mengatakan, Sersan Bales pernah menjadi "pemimpin yang luar biasa" ketika mereka di sekolah tinggi di negara bagian Ohio.

Awal pekan ini, juri mendengar secara rinci bagaimana Sersan Bales menyerang dua desa ketika tengah malam di provinsi Kandahar dan menembakkan peluru ke sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Sembilan warga Afganistan —yang diterbangkan oleh Angkatan Darat AS untuk menghadiri pengadilan militer— telah bersaksi tentang bagaimana serangan mengubah hidup mereka.

Di antara mereka adalah Haji Mohammad Wazir, yang kehilangan 11 anggota keluarganya, termasuk ibunya, istri, dan enam anak. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa pembunuhan itu "menghancurkan-nya".

Wazir menerima 550 ribu dollar AS sebagai kompensasi dari Pemerintah AS. Total, hampir 1 juta dollar "uang duka" dibayarkan kepada keluarga korban atas insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com