Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Suriah Klaim 1.300 Orang Tewas Akibat Serangan Senjata Kimia

Kompas.com - 21/08/2013, 23:27 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.com — Oposisi Suriah, Rabu (21/8/2013), mengklaim jumlah korban tewas akibat serangan senjata kimia pasukan pemerintah kini mencapai 1.300 orang.

"Ini merupakan sebuah tindakan brutal yang membunuh semua harapan untuk sebuah solusi politik di Suriah," kata George Sabra, seorang tokoh Koalisi Oposisi Nasional Suriah.

"Rezim Suriah menertawakan PBB dan negara-negara besar saat menyerang target di dekat Damaskus, di saat pengawas PBB hanya berjarak beberapa langkah dari sana," tambah Sabra.

Sejumlah video yang disebarkan para aktivis anti-Assad, yang belum bisa dipastikan kebenarannya, menampilkan petugas medis yang tengah memeriksa anak-anak yang kesulitan bernapas dan menunjukkan rumah sakit yang sudah melebihi kapasitasnya.

Rekaman video lain memperlihatkan puluhan orang bergeletakan di lantai, sebagian dari mereka anak-anak, dan sebagian lainnya sudah ditutupi kain putih.

Klaim serangan senjata kimia yang muncul bersamaan dengan kedatangan tim penyelidik senjata kimia PBB tiba di Suriah untuk mencari fakta terkait tuduhan penggunaan senjata kimia dalam konflik bersenjata yang sudah berlangsung 29 bulan ini.

Sementara itu, seorang pakar dampak senjata kimia mengatakan, sejumlah video yang diunggah ke internet terlihat tidak terlalu meyakinkan.

"Saat ini, saya tidak terlalu yakin karena orang-orang yang menolong korban tidak mengenakan pakaian pelindung apa pun dan tanpa mengenakan masker pelindung," kata Paula Vanninen, Direktur Verifin, institut untuk verifikasi konvensi senjata kimia di Finlandia.

"Dalam kasus sesungguhnya, mereka juga akan terkontaminasi dan menunjukkan gejala yang sama seperti korban," tambah Vanninen.

Sementara itu, John Hart, Kepala Proyek Pengamanan Bahan Kimia dan Biologi di Institus Riset Perdamaian Internasional Swedia, menyatakan hal yang hampir sama.

"Saya tak melihat tanda-tanda di mata korban yang bisa menjadi bukti kuat penggunaan senjata kimia," kata Hart.

Dia menambahkan, tanda-tanda yang dimaksudkan, seperti pupil mata mengecil, tidak terlihat dalam sejumlah video yang diunggah ke internet itu.

Sementara itu, Winfield, editor majalah CBRNe World yang fokus dalam berbagai isu persenjataan kimia, mengatakan, bukti yang ada tidak mengarah bahwa bahan kimia yang digunakan sesuai dengan yang dimiliki militer Suriah.

"Kami tidak mendapatkan laporan bahwa para dokter dan perawat juga menjadi korban. Hal itu menunjukkan bahwa bahan kimia yang digunakan bukan apa yang kami khawatirkan sebagai gas sarin. Mungkin yang digunakan adalah bahan kimia tingkat rendah," ujar Winfield.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com