Keputusan ini merupakan hasil pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di ibu kota Belgia, Brussels, yang khusus diagendakan untuk membahas krisis politik Mesir.
Sebelum pembicaraan digelar, para menlu Uni Eropa sudah sepakat untuk mengecam aksi kekerasan yang memakan ratusan korban jiwa di Mesir dalam beberapa hari belakangan ini.
"Kami harus mengecam keras kekerasan ini. Sangat penting bagi Uni Eropa untuk menyatakan pendapatnya," kata Menlu Swedia Carl Bildt.
Pendapat Bildt itu didukung oleh Menlu Jerman Guido Westerwelle.
"Peran Eropa memang sangat terbatas. Namun, kami harus gunakan secara maksimal keterbatasan itu," ujar Westerwelle.
Selain kecaman, hal lain yang sebelum pembicaraan dihelat juga tampaknya bakal mendapat persetujuan adalah membekukan bantuan militer dan menghentikan ekspor senjata atau barang yang bisa digunakan untuk melakukan represif.
Inggris, Jerman, Italia, dan Belanda tampaknya akan mengadopsi opsi ini untuk menekan Mesir agar menghentikan tindakan represif aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa pro-Muhammad Mursi.
"Mengirim senjata (untuk Mesir) pekan ini, pekan depan, atau dalam waktu dekat, bukan tindakan tepat," kata Menlu Belanda Frans Timmerman.
Namun, opsi memangkas bantuan ekonomi dan sanksi perdagangan untuk Mesir tampaknya kurang mendapat dukungan.
"Langkah itu akan kontraproduktif," kata Menlu Italia Emma Bonino.
Baik Uni Eropa maupun Amerika Serikat sudah mengeluarkan kecaman keras terkait kekerasan yang terjadi di Mesir. Namun, Uni Eropa dan Amerika Serikat belum kunjung menyebut tergulingnya Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu sebagai kudeta militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.