Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Barack Obama Kecam Tragedi "Rabu Berdarah" di Mesir

Kompas.com - 15/08/2013, 22:39 WIB
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, pada Kamis (15/8/2013) pagi waktu setempat, akhirnya buka suara soal insiden berdarah di Mesir.

Lewat pidatonya di  sela-sela liburannya di Massachussets, Presiden Obama mengecam keras penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa pro-Muhammad Mursi yang mengakibatkan sedikitnya 525 orang meninggal dunia.

Obama juga meminta pemerintah Mesir untuk mencabut keadaan darurat dan tetap mengizinkan unjuk rasa damai.

Meski demikian pemerintahan Obama tidak akan membekukan bantuan militer ke Mesir yang bernilai 1,3 miliar dolar per tahunnya.

"Saat kami ingin mempertahankan hubungan dengan Mesir, namun kerja sama tradisional kita tak bisa berlanjut seperti biasa saat warga sipil dibunuh di jalanan," kata Obama di hadapan wartawan di tempat liburannya.

Obama menambahkan, pemerintah AS sudah mengabarkan kepada pemerintah Mesir soal pembatalan latihan militer bersama "Bright Star" yang rutin digelar dua tahun sekali sejak 1981.

Latihan perang ini juga pernah dibatalkan pada 2011 saat revolusi menggulingkan Hosni Mubarak terjadi di negeri itu.

Sejauh ini, pemerintahan Obama belum menyebut peristiwa tergulingnya Muhammad Mursi sebagai sebuah kudeta militer.

Sebab, jika AS menyebut militer Mesir telah menggulingkan seorang pemimpin yang terpilih secara demokratis maka sebagai konsekuensi AS harus menghentikan semua bantuan untuk Mesir.

"Meski kami tak percaya bahwa kekerasan merupakan solusi untuk menyelesaikan perbedaan politik, sejak intervensi militer beberapa pekan lalu, masih ada peluangn rekonsiliasi dan kesempatan untuk kembali ke jalur demokrasi," kata Obama.

"Namun, kami justru melihat jalur berbahaya yang diambil lewat berbagai penahanan, pembubaran paksa para pendukung Mursi, dan sekarang aksi kekerasan tragis yang merenggut ratusan nyawa manusia," tambah Obama.

Mesir dicengkeram krisis politik sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama negeri itu yang terpilih secara demokratis, pada 3 Juli lalu.

Sejak saat itu bentrokan antara massa pendukung dan anti-Mursi kerap terjadi dan memakan korban jiwa.
Puncaknya terjadi pada Rabu (14/8/2013) ketika aparat keamanan membubarkan para pendukung Mursi yang menduduki dua lapangan besar di kota Kairo.

Sejauh ini, tragedi "Rabu Berdarah" di Mesir sudah menewaskan 525 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com