Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jepang Janji Atasi Fukushima

Kompas.com - 08/08/2013, 14:52 WIB
TOKYO, KOMPAS.COM - Pakar mengatakan butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikan masalah kebocoran di Fukushima. Perdana Menteri Jepang berjanji untuk menangani masalah di Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, seiring kebocoran air radioaktif ke laut.

Pada Rabu (7/8), kata seorang pejabat pemerintah, hingga 300 ton air radioaktif sangat mungkin mengalir ke laut setiap hari. Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pemerintah akan mengambil "tindakan tegas" untuk menahan kebocoran.

Salah satu usulan yang dipertimbangkan adalah untuk membekukan tanah di sekitar PLTN.

Pembangkit listrik ini rusak parah akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011. Kompleks ini kemudian mengalami serentetan kebocoran air dan gangguan listrik dalam beberapa bulan terakhir.

"Daripada mengandalkan (operator pembangkit) Tokyo Electric, pemerintah akan mengambil tindakan," kata Abe kepada wartawan. "Ini merupakan hal mendesak yang perlu ditangani."

Penn Bowers, analis riset di CLSA Asia Pacific, Tokyo, mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah tampaknya diatur untuk mengambil peran lebih besar untuk menyelesaikan kasus kebocoran di pembangkit milik perusahaan Tokyo Electric Power Company (Tepco).

"(Pemerintah) menginvestasikan modal di perusahaan itu sampai sekarang, tetapi tidak mengambil langkah-langkah operasional langsung sampai saat ini," katanya.

Dinding Beku

PM Jepang, Shinzo Abe mengatakan pihaknya akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kebocoran. Air yang terkontaminasi mungkin telah bocor ke laut sejak bencana nuklir 2011, seorang pejabat di kementerian energi Jepang mengatakan.

Pemerintah percaya bahwa hingga 300 ton air radioaktif bisa bocor ke laut setiap hari, pejabat tersebut menambahkan.

Namun, operator pembangkit Tepco mengatakan kepada BBC bahwa angka itu hanya tebakan saja, karena tidak jelas berapa banyak dari air yang mengalir ke laut itu yang betul-betul terkontaminasi dengan radiasi.

Air yang terkontaminasi diduga berasal dari 400 ton air tanah yang dipompa ke fasilitas tersebut setiap hari untuk mendinginkan reaktor, setelah sistem pendingin mengalami kerusakan akibat tsunami.

Pemerintah sedang membahas proposal untuk membangun dinding tanah beku di sekitar bangunan reaktor untuk mencegah kebocoran lebih lanjut. Laporan memprakirakan hal ini bisa menghabiskan biaya hingga 40 miliar yen (atau sekitar 400 juta dollar AS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com