Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi yang Dijual Dokter ke "Traffickers" Bersatu Lagi dengan Ibunya

Kompas.com - 08/08/2013, 11:52 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Pasangan suami-istri di China bersatu kembali dengan bayi laki-laki mereka setelah anak itu diduga telah dijual kepada para pedagang manusia oleh seorang dokter di rumah sakit tempat ia dilahirkan, lapor media Pemerintah China.

Dong Shanshan melahirkan bayi laki-laki di Fuping, Provinsi Shaanxi, pada pertengahan Juli. Polisi mengatakan, seorang dokter kandungan, Zhang Suxia, membujuk Dong dan suaminya, Lai Guofeng, untuk menyerahkan bayi itu kepadanya. Alasannya, bayi tidak akan bertahan lama karena punya penyakit bawaan yang parah. "Saya diberitahu, hal terbaik adalah membiarkan rumah sakit merawatnya, maka saya setuju," kata Dong.

Setelah beberapa waktu Dong curiga karena ada kejanggalan yang terjadi. Ia kemudian meminta suaminya untuk melaporkan kasus itu ke polisi.

Polisi mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa dokter itu termasuk di antara enam tersangka yang kini ditahan. Polisi menuduhnya telah menjual anak itu seharga 21.600 yuan (Rp 36 juta) kepada dua orang pria yang kemudian menjual lagi anak tersebut.

Bayi itu ditemukan di provinsi lain, yaitu di Henan dan dikembalikan ke orangtuanya setelah menjalani tes DNA demi mengonfirmasi identitasnya, kata harian China Daily. Bayi itu berada dalam kondisi kesehatan yang baik.

Polisi di Kabupaten Huaxian, Henan, mengatakan, pembeli bayi itu, Zhu Shouqi, menghabiskan 60.000 yuan (Rp 100 juta) untuk anak itu karena ia sudah punya tiga anak perempuan dan menginginkan seorang putra.

Lai mengatakan kepada Beijing Times, "Kami percaya (dokter Zhang) karena dia berasal dari desa yang sama dengan ayah saya dan telah melakukan pemeriksaan kandungan istri saya."

Namun, ketika Zhang gagal menunjukkan jenazah bayi itu kepada mereka, mereka menjadi curiga. Hal itu mendorong mereka untuk menghubungi polisi. Para dokter di rumah sakit lain mengatakan, sang ibu tidak punya penyakit yang diturunkan ke anaknya itu.

Dinas Kesehatan Shaanxi mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki dan akan memeriksa keamanan medis di rumah sakit lain di provinsi tersebut. Direktur dan dua wakil direktur rumah sakit ibu dan anak Fuping telah dicopot dari jabatannya.

Tujuh keluarga lain di daerah itu kini berdatangan dan mengatakan bahwa mereka yakin Zhang telah menjual bayi mereka dalam kondisi yang sama.

Ribuan anak hilang di China setiap tahun. Mayoritas dari mereka adalah anak laki-laki, dan anak laki-laki dihargai lebih tinggi karena ada preferensi untuk anak laki-laki.

Walau ada beberapa korban yang dijual kepada keluarga yang membesarkan mereka sebagai anak-anak mereka sendiri, yang lain dipaksa untuk bekerja dalam perdagangan seks atau menjadi pengemis.

Charlie Custer, yang berbicara dengan para orangtua anak-anak yang diculik di China untuk sebuah film dokumenter, Living With Dead Hearts, mengatakan, sejumlah anak yang lebih tua dan bahkan remaja diculik, tetapi bayi merupakan sasaran yang mudah karena mereka tidak begitu gampang diidentifikasi dan tidak punya memori tentang bekas rumah mereka.

Banyak orangtua di China mengeluh bahwa mereka hanya mendapat sedikit bantuan untuk menemukan anak-anak mereka, kata Custer, tetapi beberapa tahun terakhir sudah mengalami perbaikan nyata di tingkat nasional.

Menurut Xinhua, polisi telah menyelamatkan 54.000 anak sejak pemerintah mulai menindak tegas masalah itu tahun 2009. Langkah-langkah itu antara lain pembentukan gugus tugas anti-penculikan nasional dan sebuah database DNA yang dirancang untuk membantu pencocokan data anak-anak diculik dengan orangtua mereka.

"Hal itu bagus dan signifikan ketimbang yang mereka lakukan satu dekade lalu, tetapi saya tidak berpikir bahwa polisi setempat lebih baik dari sebelumnya," kata Custer. Dia menambahkan bahwa di beberapa daerah terpencil trafficking "lebih dapat diterima, atau tidak mencerca sampai ke titik di mana Anda akan memanggil polisi saat ada tetangga Anda yang membeli seorang anak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com