Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti ”The Washington Post” Era Bezos

Kompas.com - 07/08/2013, 12:57 WIB
LOS ANGELES, KOMPAS.com — Jeff Bezos menyulap penjualan buku daring menjadi bisnis miliaran dollar dan mengubah dasar penjualan eceran selamanya. Kini, semua orang menunggu apakah sentuhan midasnya juga ampuh untuk industri media cetak.

Ini semua setelah Bezos (49), seorang pelopor penjualan melalui internet dan pemilik Amazon.com, mengumumkan telah membeli harian legendaris The Washington Post, Senin (5/8/2013). Bezos resmi menjadi pemilik The Post—sebutan untuk The Washington Post—setelah merogoh kocek senilai 250 juta dollar AS (sekitar Rp 2,5 triliun).

”Saya memahami posisi penting Washington Post di Washington dan negara kami. Nilai-nilai Washington tidak akan berubah. Kewajiban kami terhadap pembaca akan terus jadi inti Washington Post,” kata Bezos.

Pengumuman oleh Bezos melalui laman The Post membuat terkejut kalangan pengamat, yang sebelumnya tidak pernah mengira keluarga Graham yang sudah 80 tahun menguasai The Post akan menjual salah satu harian paling populer di Amerika Serikat itu.

Mewakili keluarga Graham, Donald E Graham, sang Chairman dan Chief Executive The Post, menjelaskan keputusannya untuk menjual kepemilikannya.

”Bisnis surat kabar menyisakan beberapa pertanyaan yang tidak dapat kami jawab, Katharine (penerbit dan CEO Washington Post) dan saya mulai bertanya kepada diri sendiri apakah perusahaan publik kami yang kecil ini masih menjadi surat kabar terbaik. Pendapatan kami terus menurun dalam tujuh tahun terakhir ini,” kata Graham.

”Tampaknya keluarga Graham telah melempar handuk. Mereka melihat masa depan dan mengatakan, kami memerlukan seseorang yang mengerti apa yang harus dilakukan,” ujar Ken Doctor, analis pada Burlingame, sebuah perusahaan riset dari California.

Investor kondang Warren Buffet memiliki saham di perusahaan induk Washington Post, yaitu Washinton Post Co. Pendapatan perusahaan ini terus melorot hingga hampir mencapai 40 persen sejak 2008 menjadi 146,2 juta dollar AS tahun 2012.

Sementara kerugiannya terus membesar, menjadi 53,7 juta dollar AS pada tahun 2012. Penjualan dari divisi iklan yang menjadi darah bagi koran tersebut turun 14 persen menjadi 228,2 juta dollar AS pada periode yang sama. Sirkulasi The Post pada hari kerja melorot 6,5 persen pada tahun ini menjadi 474.767 eksemplar, menurut data dari Alliance of Audited Media.

Pesimistis vs optimistis

Meski begitu, keputusan keluarga Graham melepas The Post ditanggapi beragam. Sebagian wartawan meneteskan air matanya, sebagian lain optimistis.

”Buat saya, Jeff Bezos adalah pilihan terbaik dan inovatif yang kami butuhkan demi memperbarui komitmen bagi jurnalisme yang lebih baik,” ujar Carl Bernstein, yang bersama Bob Woodward membongkar skandal Watergate.

Para pengamat memprediksi, Bezos yang menurut majalah Forbes mempunyai aset senilai 25 miliar dollar AS cukup kaya untuk mengerem kerugian The Post dalam beberapa tahun ke depan.

Kepada karyawan The Post, Bezos juga memastikan bahwa sehari-hari dia akan tetap di Amazon sebagai CEO dan sisa hidupnya tetap akan diabdikan untuk ”the other Washington”. Ini karena markas Amazon berada di Seattle.

Meski begitu, Bezos memberi sinyal kuat akan melakukan beberapa perubahan. ”Internet mengubah semua elemen bisnis, masa hidup berita yang lebih singkat, mengikis sumber-sumber pendapatan lama, dan memunculkan beragam persaingan baru. Beberapa di antaranya menanggung sedikit atau hampir tidak ada biaya pengumpulan berita,” tulis Bezos.

”Ini tidak ada peta jalannya dan langkah di depan tidak akan mudah. Kami harus menemukan. Oleh karena itu, kami harus bereksperimen,” lanjut Bezos.

Tantangan di depan bagi media cetak memang tidak mudah. Seperti kata Bezos, harus selalu ada penemuan-penemuan baru di tengah serbuan alternatif digital, seperti media daring. Survei IbisWorld 2012 menyebutkan, pendapatan industri media cetak di AS turun rata-rata 6,2 persen dalam lima tahun terakhir. (AP/Reuters/joe/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com