Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Tahun Lee Kuan Yew dan Buku Baru

Kompas.com - 07/08/2013, 09:24 WIB
Pieter P Gero

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Bapak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, akan berusia 90 tahun bulan depan. Dalam buku terbarunya yang dipublikasikan hari Selasa (6/8/2013), Lee mengaku semakin lama semakin lemah dan berharap segera meninggal dunia.

Kantor berita AFP, Selasa, melaporkan, Lee dalam bukunya berjudul One Man's View of the World mengungkapkan bahwa pernah suatu waktu dia menghendaki tim dokter yang merawatnya untuk tidak lagi memberikan bantuan zat makanan tambahan lewat selang sehingga bisa segera meninggal dunia.

Buku itu memperlihatkan bagaimana pandangan Lee sebagai seorang negarawan Asia dalam melihat sebuah masalah internasional. Namun, buku setebal 400 halaman itu dalam sebagian besar pasalnya berisi pandangannya soal kematian, agama, dan berbagai masalah personal. Lee menyebutkan, buku itu ditulis untuk dipersembahkan kepada istri tercintanya, Kwa Geok Choo, yang meninggal dunia tahun 2010. Kepergian sang istri ini cukup memukul kehidupan keseharian dari negarawan dan politisi veteran itu.

Penglihatan Lee melemah sejak kepergian istrinya. Dalam bukunya diungkapkan kondisi fisiknya menurun sekalipun dia tetap melalukan olahraga dan hidup yang disiplin. "Setiap hari berlalu, fisik saya semakin tidak energik dan kurang aktif. Ini akhir dari segalanya, dan saya ingin mengakhiri semuanya segera, sebisa mungkin tanpa rasa sakit, tidak dalam ketidakmampuan saya, tidak setengah koma di tempat tidur dengan selang ke pembulu dan masuk ke perut saya," tulis Lee.

Lee adalah pengacara berpendidikan Inggris dan menjadi Perdana Menteri Singapura selama tiga dekade. Dia berhasil mengubah Singapura dari desa nelayan menjadi pusat keuangan dan industri berteknologi tinggi.

Dalam bukunya itu, Lee mengungkapkan pengetahuannya yang dangkal soal agama. "Tetapi, saya tidak menertawakan mereka yang percaya pada Tuhan. Namun, saya tidak perlu percaya pada Tuhan ataupun menolaknya. Lee mengatakan, kebahagiaan yang diinginkan yakni akhir dari setiap sakit, perih, dan penderitaan. "Saya ingin semua pengakhiran ini segera tiba."

Pada buku itu Lee juga mengungkapkan ancaman jangka panjang utama dari Singapura, yakni tingkat kelahiran yang rendah. Dia juga menampik semua ini karena program populasi yang dianjurkannya tahun 1970-an. Dia menganjurkan pasangan di Singapura untuk memiliki lebih banyak anak guna mengatasi kondisi populasi Singapura yang melambat.

Kini Singapura memiliki program "bonus anak" guna mendorong keluarga memiliki anak lebih banyak. Tingkat kelahiran di Singapura tahun lalu yakni 1,2 anak per perempuan, jauh di bawah kebutuhan 2,1 anak yang dibutuhkan untuk mendorong populasi warga asli Singapura.

Lee yang pensiun dari politik tahun 2011 mempersalahkan perubahan gaya hidup warga Singapura berkaitan dengan populasi yang merosot ini. Insentif moneter untuk mendorong populasi ini hanya memberikan "efek marjinal". "Saya memberikan pekerjaan kepada generasi pemimpin berikutnya. Harapannya, mereka atau penggantinya bisa menemukan jalan keluar," tulis Lee yang menyerahkan kekuasaan kepada deputinya Goh Chok Tong tahun 1990 setelah 31 tahun berkuasa.

Putranya, Lee Hsien Loon, kini menjadi Perdana Menteri Singapura menggantikan Goh tahun 2004.

Tingkat kelahiran di Singapura yang rendah membuat Singapura terbuka bagi imigran yang kini mencapai sepertiga dari populasi negara pulau itu. Kebijakan ini dikritik oleh warga setempat dan Singapura kini memperketat lagi arus imigran ke negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com