Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Baru Iran Dukung Rezim Assad di Suriah

Kompas.com - 05/08/2013, 15:16 WIB
BEIRUT, KOMPAS.com — Presiden baru Iran, Hassan Rohani, menyatakan dukungan negaranya bagi pemimpin Suriah yang diperangi, Bashar Assad, Minggu (4/8/2013). Rohani mengatakan, tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu mengguncang aliansi Iran-Suriah yang telah berlangsung puluhan tahun.

Komentar Rohani tersebut muncul saat para tentara Suriah dan pemberontak terlibat dalam sejumlah pertempuran sengit di pegunungan di Provinsi Latakia yang terletak di kawasan pesisir, yang merupakan basis kubu Assad. Rohani membuat komentar itu dalam sebuah pertemuan di Teheran, ibu kota Iran, pada hari Minggu dengan Perdana Menteri Suriah, Wael al-Halqi. Demikian lapor kantor berita pemerintah Suriah, SANA.

Suriah merupakan sekutu terkuat Teheran di dunia Arab sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Iran telah menjadi salah satu pendukung terkuat Assad sejak krisis Suriah pecah. Teheran diyakini telah menyokong pemerintahan Assad dengan dana miliaran dollar sejak krisis negara itu dimulai pada Maret 2011. Kelompok Hezbollah yang didukung Iran juga telah mengirimkan para petempurnya ke Suriah guna mendukung serangan pasukan Assad terhadap para pemberontak.

"Republik Islam Iran bertujuan untuk memperkuat hubungannya dengan Suriah dan akan berdiri bersama Suriah dalam menghadapi semua tantangan," kata Rohani sebagaimana dikutip SANA yang melaporkan hal itu dari Teheran. "Hubungan yang mendalam, strategis, dan bersejarah antara rakyat Suriah dan Iran tidak akan terguncang oleh kekuatan apa pun di dunia."

Rohani terpilih pada Juni dan direstui oleh pemimpin tertinggi Iran pada hari Sabtu, yang memungkinkan dia mulai bertindak sebagai presiden. Ia dilantik hari Minggu.

Rohani mengecam intervensi asing di Suriah. Ia mengatakan, Suriah sedang melewati sebuah "percobaan gagal" untuk menyerang "poros perlawanan dan penolakan terhadap rencana Zionis-Amerika di kawasan itu". Demikian kata Rohani seperti dikutip SANA.

Damaskus dan Teheran menolak gagasan bahwa ada pemberontakan di Suriah. Keduanya berpendapat bahwa negara tersebut sedang menjadi sasaran sebuah konspirasi Israel-Amerika terkait dukungan Suriah terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hezbollah di Lebanon.

SANA mengutip pernyataan Rohani yang mengatakan bahwa Suriah akan keluar dari perang ini sebagai "pemenang".

Adapun Al-Halqi pada kesempatan itu mengatakan, rakyat Suriah tidak akan "melupakan teman-teman yang berdiri di sisi mereka selama masa-masa sulit". Demikian lapor SANA.

Pada Minggu malam, Assad ambil bagian dalam acara buka puasa (iftar) yang dihadiri juga oleh para pejabat pemerintah, tokoh agama, dan anggota serikat negara itu dan partai politik. Demikian lapor SANA. Kantor berita itu menambahkan, Assad menyampaikan pidato pada saat itu. "Presiden berbicara tentang perkembangan terbaru krisis Suriah dan tindakan heroik dan kemenangan para tentara Suriah dalam membela negara," kata SANA, yang menerbitkan foto Assad sedang berpidato di hadapan puluhan orang. Itu merupakan penampilan publik kedua Assad pekan ini setelah ia mengunjungi pasukan di pinggiran Damaskus, yaitu di Daraya pada Kamis untuk menandai Hari Angkatan Bersenjata.

Lebih dari 100.000 orang tewas di Suriah sejak pemberontakan melawan kekuasaan empat dekade keluarga Assad dimulai pada Maret 2011. Pemberontakan itu kemudian meningkat menjadi perang saudara, yang menyebabkan jutaan tercerabut dari tempat tinggal mereka.

Masih pada hari Minggu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, bentrokan di daerah Jabal al-Akrad di Provinsi Latakia dimulai sekitar subuh ketika pemberontak menyerang pos pasukan pemerintah. Kelompok itu mengatakan bahwa kedua belah pihak menggunakan tank, artileri, dan mortir dalam pertempuran itu. Pemerintah juga mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya. Walau sebagian besar Latakia telah berada di bawah kontrol ketat pasukan Assad, di beberapa daerah pegunungan seperti Jabal al-Akrad dan Jabal al-Turkomen telah terjadi pertempuran karena letaknya dekat dengan wilayah yang dikuasai pemberontak.

Observatorium mengatakan, 12 pemberontak, termasuk pejuang asing, tewas dalam pertempuran itu. Sisi pemerintah, 19 tentara dan orang bersenjata pro-pemerintah juga tewas. Puluhan orang lainnya terluka.

Komite Koordinasi Lokal, sebuah kelompok aktivis lain, mengatakan sedikitnya delapan orang tewas dalam pertempuran di Provinsi Latakia. Kelompok itu menambahkan bahwa para pemberontak menembakkan roket Grad buatan Rusia ke posisi pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com