Awalnya, Singapura adalah lokasi perakitan ACB milik perusahaan yang berbasis di Perancis itu. Kendati demikian, menurut pemaparan Adi, pihaknya melihat pasar Indonesia memang jauh lebih menjanjikan. "Pembangunan industri di Indonesia sangat cepat. Kondisi ini memerlukan pelayanan cepat pula," kata pria yang pernah menjadi Marketing Director Schneider Electric Indonesia ini.
Dalam strategi bisnis, pemesanan produk terbanyak berasal dari Indonesia. Maka dari itulah, pemindahan pabrik perakitan sejak Mei 2013 tersebut terbilang langkah tepat lantaran kebijakan itu memotong jalur distribusi. "Menghemat waktu juga," imbuh Adi.
Adi, lebih lanjut, memaparkan pemesanan dari Indonesia saat perakitan masih di Singapura memerlukan waktu hingga satu bulan. Selama masa itu, produk mesti melewati pengangkutan melalui moda transportasi udara atau laut. Proses lainnya yang memakan banyak waktu pula adalah di pelabuhan, mulai dari pengurusan administrasi hingga pengiriman ke konsumen.
Lebih lanjut, Joko Sutopo menerangkan, dengan pemindahan pabrik perakitan di Indonesia, proses pemesanan hingga pengiriman ke konsumen minimal bisa rampung dua hari. "Kecepatan proses ini yang kami utamakan," tutur Joko.
Menempatkan basis perakitan di Indonesia, kata Adi, juga membuka peluang bagi pemanfaatkan komponen lokal untuk produk-produk tersebut. Komponen lokal tersebut meliputi pembungkus hingga komponen penting lainnya. Sampai dengan akhir tahun ini, aku Adi, pihaknya masih mengimpor seluruh komponen penting itu. "Verifikasi penggunaan komponen lokal baru bisa pada awal 2014," demikian pernyataan Adi Darmadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.