Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Pasar Utama ASEAN

Kompas.com - 24/07/2013, 15:26 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Bahkan tatkala Komunitas Ekonomi ASEAN sungguh-sungguh terwujud pada 2015, Indonesia masih menjadi pasar utama. Untuk sektor manajemen energi, menurut Vice President Partner Project Schneider Electric Indonesia Adi Darmadi, Thailand berada di posisi kedua menyusul Indonesia. "Di Thailand banyak industri  otomotif," katanya di di pabrik Schneider Electric Indonesia di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (24/7/2013).

Adi dalam kesempatan itu didampingi oleh Plant General Manager Cibitung MCB Plant Schneider Electric Indonesia Joko Sutopo saat melansir perakitan Air Circuit Breaker (ACB) Masterpact NW. Dalam dunia kelistrikan, ACB merupakan komponen penting dalam sistem distribusi daya listrik sebagai penghubung sumber listrik dengan peralatan listrik, utamanya pada bangunan industri. ACB menjadi pelindung peralatan listrik dari risiko tegangan terlalu tinggi lantaran korsleting maupun ground fault di dalam peralatan tersebut. ACB pun menjadi pelindung dari peralatan lain yang masih terhubung dalam sistem distribusi daya listrik tersebut.

Awalnya, Singapura adalah lokasi perakitan ACB milik perusahaan yang berbasis di Perancis itu. Kendati demikian, menurut pemaparan Adi, pihaknya melihat pasar Indonesia memang jauh lebih menjanjikan. "Pembangunan industri di Indonesia sangat cepat. Kondisi ini memerlukan pelayanan cepat pula," kata pria yang pernah menjadi  Marketing Director Schneider Electric Indonesia ini.

Dalam strategi bisnis, pemesanan produk terbanyak berasal dari Indonesia. Maka dari itulah, pemindahan pabrik perakitan sejak Mei 2013 tersebut terbilang langkah tepat lantaran kebijakan itu memotong jalur distribusi. "Menghemat waktu juga," imbuh Adi.

Adi, lebih lanjut, memaparkan pemesanan dari Indonesia saat perakitan masih di Singapura memerlukan waktu hingga satu bulan. Selama masa itu, produk mesti melewati pengangkutan melalui moda transportasi udara atau laut. Proses lainnya yang memakan banyak waktu pula adalah di pelabuhan, mulai dari pengurusan administrasi hingga pengiriman ke konsumen.

Lebih lanjut, Joko Sutopo menerangkan, dengan pemindahan pabrik perakitan di Indonesia, proses pemesanan hingga pengiriman ke konsumen minimal bisa rampung dua hari. "Kecepatan proses ini yang kami utamakan," tutur Joko.

Menempatkan basis perakitan di Indonesia, kata Adi, juga membuka peluang bagi pemanfaatkan komponen lokal untuk produk-produk tersebut. Komponen lokal tersebut meliputi pembungkus hingga komponen penting lainnya. Sampai dengan akhir tahun ini, aku Adi, pihaknya masih mengimpor seluruh komponen penting itu. "Verifikasi  penggunaan komponen lokal baru bisa pada awal 2014," demikian pernyataan Adi Darmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com