Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim 25 Ribu Sapi ke Indonesia, Australia Sulit Cari Kapal

Kompas.com - 21/07/2013, 17:24 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com - Presiden Asosiasi Peternak Australia Rob Gillam menyatakan, pihaknya mungkin agak kesulitan mencari kapal untuk mengirim 25 ribu sapi tambahan untuk Indonesia. Permintaan yang disampaikan Indonesia pada Kamis (18/7/2013) dinilai mendadak.

Kendati demikian, hal ini tetap disambut baik Australia. Menurut Rob Gillam, seperti diberitakan harian The West Australian, Minggu (21/7), perubahan kebijakan Indonesia disebabkan karena kunjungan Perdana Menteri Australia ke Jakarta dua minggu lalu.

"PM Rudd ke Jakarta dan inilah perkembangannya." kata Gillam.

Menurut Gillam, para peternak terutama di Australia Barat tidak memiliki kesulitan dengan ketersediaan ternak untuk diekspor.

Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L. Sastra Wijaya, tambahan 25 ribu ekor sapi ini tidak tergantung pada berat sapi. Ini disebabkan karena sapi itu segera akan disembelih ketika tiba di Indonesia.

Biasanya sapi yang dikirim beratnya lebih rendah. Di Indonesia, sapi tersebut akan diberi makan lagi sebelum dijual ke pasar. Di tahun 2011, berkenaan dengan laporan ABC mengenai praktik penyembelihan yang dianggap "kejam" di beberapa rumah pemotongan hewan di Indonesia, Australia memutuskan menurunkan ekspor sementara.

Indonesia kemudian mengambil tindakan balasan dengan menurunkan kuota. Sebelum tahun 2011, Australia mengirim sekitar 520 ribu ekor sapi ke Indonesia setiap tahunnya, namun di tahun 2013, kuotanya hanya sebanyak 267 ribu ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com