Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Uni Eropa, Ikhwanul Muslimin Ajukan Proposal Dialog

Kompas.com - 18/07/2013, 22:18 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Kelompok Ikhwanul Muslimin, Kamis (18/7/2013), mengatakan telah mengajukan sebuah proposal melalui Uni Eropa terkait rencana pembicaraan untuk menyelesaikan krisis politik Mesir.

Ini adalah pernyataan resmi pertama terkait sebuah negosiasi sejak militer Mesir mendongkel Muhammad Mursi dari jabatan presiden pada 3 Juli lalu.

Salah seorang petinggi Ikhwanul Muslimin Gehad el-Haddad, yang mewakili Ikhwanul dalam sebuah pembicaraan yang disponsori Uni Eropa belum lama ini, kepada Reuters mengatakan, sebuah proposal diajukan kepada utusan UE Bernardino Leon sebelum kunjungan Catherine Ashton ke Kairo pada Rabu (17/7/2013).

Leon mengatakan, dia sudah menawarkan proposal itu kepada Uni Eropa sebagai salah satu upaya mengakhiri krisis politik Mesir.

Sementara itu, Haddad menggambarkan proposal itu masih dalam tahap paling awal soal rencana penyelesaian krisis politik. Sayangnya, Haddad enggan memberikan rincian proposal tersebut.

Dia hanya mengatakan proposal itu sebagai sebuah kerangka kerja untuk membuka dialog. Meski demikian, dia menegaskan Ikhwanul Muslimin tetap dengan pendapatnya bahwa jabatan Muhammad Mursi harus dikembalikan.

"Kami membutuhkan pihak ketiga. Sejauh ini juga belum jelas siapa pihak ketiga itu. Apakah itu militer? Atau NSF (Front Penyelamat Nasional)?" kata Haddad.

Leon sendiri belum mau menjelaskan detail proposal yang diajukan Ikhwanul Muslimin. Namun, dia yakin kedua pihak yang berseberangan kini sudah mulai membuka peluang dialog.

"Masih terlalu dini untuk membicarakan tentang inisiatif. Kami hanya mendengarkan para pihak, memahami posisi mereka, sambil mencari ruang untuk memberikan dukungan. Kami yakin ini akan menjadi sebuah...dialog Mesir tanpa aktor asing," kata Leon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com