Namun, dari ke-35 anggota kabinet baru ini tidak ada satu pun perwakilan dari Ikhwanul Muslimin, organisasi yang menyokong Muhammad Mursi. Tak hanya itu, perwakilan dari Partai Nour yang beraliran Salafi juga tidak tampak dalam susunan kabinet ini.
Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer di balik penggulingan Mursi, mendapat posisi wakil perdana menteri pertama sekaligus menteri pertahanan dalam kabinet yang dipimpin tokoh ekonom liberal Hazem al-Beblawi itu.
Mohammed Ibrahim, menteri dalam negeri dalam pemerintahan Mursi, tetap duduk di jabatannya sekaligus membawahi kepolisian Mesir.
Adapun Nabil Fahmy, mantan dubes Mesir untuk AS pada 1999-2008, ditunjuk sebagai menteri luar negeri.
Selain itu, Presiden Interim Mesir Adli Mansour menunjuk tiga orang perempuan di dalam kabinet. Para menteri perempuan itu ditempatkan di kementerian informasi, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Kabinet kali ini menjadi kabinet pemerintah pertama dengan jumlah menteri perempuan terbanyak. Di masa lalu, dalam kabinet paling banyak terdapat dua orang menteri perempuan.
Sementara itu, mantan pesepak bola ternama Mesir Taher Abu Zeid yang dalam dekade 1980-an menjadi bintang klub Al-Ahly, Kairo, menjadi menteri pemuda.
Namun, Ikhwanul Muslimin menolak keras pelantikan para menteri kabinet baru ini.
"Kami tidak mengakui legitimasi dan wewenang kabinet ini," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.