Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Boston Mengaku Tidak Bersalah

Kompas.com - 11/07/2013, 09:41 WIB
BOSTON, KOMPAS.com — Tersangka pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev, mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan dalam sidang perdana. Tsarnaev (19) menghadapi 30 dakwaan penggunaan senjata perusak massal dalam dua ledakan yang menewaskan tiga orang di garis akhir Maraton Boston, 15 April silam.

Dia tampil di persidangan dalam kondisi terborgol dan menggunakan pakaian penjara berwarna oranye, dan menjawab ''tidak bersalah'' saat dakwaan dibacakan di pengadilan.

Jaksa mengancam dirinya dengan hukuman mati.

Tersangka juga didakwa atas kematian orang keempat, seorang petugas polisi universitas, yang diduka ditembak mati oleh Tsarnaev dan saudaranya Tamerlan saat pengejaran berlangsung pasca-serangan bom.

Dia juga didakwa dalam insiden pembajakan mobil dan mengunduh materi internet dari situs Islam radikal beberapa kali sebelum melakukan serangan.

Keluarga di persidangan

Persidangan yang berlangsung di pengadilan federal Boston tersebut dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan secara langsung persidangan yang hanya berjalan selama tujuh menit.

Tsarnaev tiba di gedung pengadilan dengan wajah terlihat bengkak dan lengan berbalut gips.

Dua saudara perempuannya ikut dalam persidangan. Satu terlihat menangis dan yang lainnya terlihat menggendong bayi.

Sebelum dia meninggalkan persidangan, Tsarnaev tersenyum dan memberikan lambaian kecupan untuk anggota keluarganya yang berada di ruang pengadilan.

Di antara kerumunan massa yang menghadiri persidangan, terdapat teman Tsarnaev, Hank Alvarez (19). Dia mengatakan, ''Baru kenal dia, sulit untuk mengetahui fakta bahwa dia pelakunya.''

Tsarnaev, seorang warga AS, tidak hadir dalam persidangan sebelumnya saat sebuah juri federal sepakat untuk memberikannya 30 dakwaan.

Tsarnaev dan saudaranya Tamerlan (26), yang tewas dalam pengejaran, menjadi tersangka dalam insiden bom panci presto yang menewaskan tiga orang dan melukai 260 orang.

Kedua bersaudara itu berasal dari keluarga Muslim etnis Chechnya dari Rusia dan telah tinggal di AS selama sekitar satu dekade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com