Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penunjukan Perdana Menteri Interim Picu Krisis Baru di Mesir

Kompas.com - 07/07/2013, 08:39 WIB
KAIRO, KOMPAS.com - Transisi politik Mesir setelah penggulingan Muhammad Mursi ternyata tak berjalan mulus. Salah satu masalah yang muncul adalah penunjukan Mohammed ElBaradei sebagai perdana menteri interim.

Sebelumnya, penunjukan Mohammed ElBaradei sebagai perdana menteri interim, Sabtu (6/7/2013), sudah dibenarkan berbagai pihak dan media massa Mesir juga mengabarkan hal yang sama.

Namun, sebelum tengah malam, seorang juru bicara kepresidenan Mesir kepara para wartawan mengatakan bahwa nama perdana menteri belum resmi dipilih.

Kesimpangsiuran ini terjadi di tengah penolakan penunjukan ElBaradei  oleh Partai Nour, partai Islam dengan pengikut terbesar kedua setelah Ikhwanul Muslimin.

Situasi ini semakin menegaskan tantangan yang dihadapi militer Mesir untuk membangun konsensus yang bisa menyenangkan kelompok liberal dan konservatif tentang kelompok mana yang seharusnya memimpin Mesir.

Bersamaan dengan kekisruhan poltik di level atas, bentrokan antara kelompok pro dan anti-Mursi terus berlanjut di negara terpadat di Timur Tengah itu. Sejauh ini dikabarkan 36 orang tewas dan tak kurang dari 1.000 orang terluka.

Kekerasan yang melibatkan dua kubu ini terjadi di Kairo dan kota-kota lain di Mesir. Situasi ini semakin menunjukkan perlunya sebuah solusi politik yang bisa diterima kedua pihak dalam waktu cepat.

"Kami mencoba merangkul semua pihak. Semua kelompok adalah bagian dari bangsa ini. Ikhwanul Muslimin masih memiliki kesempatan untuk memenangkan pemilihan umum termasuk pemilihan presiden yang akan digelar," kata seorang juru bicara kepresidenan.

Namun, tak lama setelah pernyataan ini, kejaksaan agung memerintahkan bahwa empat pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin yang ditangkap pekan  ini, akan diperpanjang masa penahanannya selama 15 hari.

Keempat petinggi Ikhwanul Muslimin ini dituduh mendorong tindak kekerasan terhadap para pengunjuk rasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Sumber Reuters
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com