Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siswi Indonesia Ikuti Peringatan Malala Day di PBB

Kompas.com - 06/07/2013, 11:27 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com -
Dua siswi dari Indonesia, Nurul Indriyani dan Dina Chaerani, akan mengikuti acara peringatan Malala Day, di kantor pusat PBB, New York, Amerika Serikat, pada 12 Juli 2013 mendatang.

Malala Day merupakan hari peringatan ulang tahun Malala Yousafzai, gadis asal Pakistan yang ditembak kelompok Taliban di Pakistan, karena aktif berkampanye untuk persamaan hak bagi pendidikan, termasuk bagi perempuan. Tahun ini Malala genap berusia 16 tahun.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, menyampaikan rasa bangganya karena ada perwakilan siswi Indonesia yang berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Semangat Malala harus juga menjadi daya dorong bagi masyarakat Indonesia, dalam memperjuangkan pendidikan bagi semua anak, termasuk anak perempuan," katanya saat menerima Nurul dan Dina, di Jakarta, Kamis (4/7/13).

Nurul dan Dina diundang hadir di acara Malala Day, karena partisipasi aktifnya dalam mengampanyekan perluasan akses pendidikan bagi anak-anak. Nurul Indriyani (16 tahun) merupakan Duta Because I Am A Girl (BIAAG) Plan Indonesia, yang mengkampanyekan pemberdayaan anak perempuan di Indonesia.

Sedangkan Dina Chaerani merupakan anak dampingan Plan Indonesia untuk kampanye Learn Without Fear (Balajar tanpa Rasa Takut) melalui kegiatan sepakbola.

Dalam kesempatan itu, Menneg PP/PA menyematkan pin merah putih kepada Nurul dan Dina yang akan bertolak ke Amerika Serikat, sebagai bentuk dukungan Pemerintah Indonesia atas terpilihnya kedua anak tersebut di perayaan Malala Day.

“Tolong sampaikan salam saya kepada Malala. Perjuangan Malala mampu menginspirasi banyak orang di Indonesia,” ujar Linda.

Mengenai perluasan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia, Linda menjelaskan bahwa mulai tahun 2013-2014, pemerintah memperbesar anggaran bantuan bagi siswa dari keluarga tak mampu.

Di Indonesia, sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak usia Sekolah Dasar putus sekolah setiap tahunnya.

Putus sekolah di jenjang SD itu terutama faktor ekonomi. Ada anak yang belum pernah sekolah, ada yang putus di tengah jalan karena ketiadaan biaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com