Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Mursi Dikudeta, Kemunduran Demokrasi Mesir

Kompas.com - 05/07/2013, 12:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyayangkan kudeta militer terhadap Presiden Mesir yang baru saja digulingkan, Muhammad Mursi. Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid menilai pihak militer telah memanaskan situasi politik di Mesir hingga akhirnya melakukan tindakan inkonstitusional yang jauh dari semangat berdemokrasi.

"Secara prinsip kami sangat menyayangkan demokrasi yang dibangun dengan baik oleh rakyat Mesir ditunggangi oleh militer, dan kemudian mengudeta untuk membubarkan pemerintahan dan mengangkat pemerintahan yang baru," ujar Hidayat di Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Hidayat menilai, hal tersebut adalah preseden buruk bagi alam demokrasi di Mesir. Menurut Hidayat, ketika ada aksi unjuk rasa besar-besaran, pihak militer seharusnya tidak membuat kondisi semakin panas. "Militer tidak perlu mengompori dan memanas-manasi, apalagi kemudian secara sepihak melakukan tindakan inkonstitusional itu," katanya.

Hidayat mengatakan, aparat militer seharusnya mendorong kedua belah pihak melakukan perundingan atau justru merujuk pada konstitusi dan pengadilan. "Jadi yang dilakukan ini adalah di luar kelaziman demokrasi," tukas Hidayat.

Lebih lanjut, Hidayat mengaku partainya tidak memiliki kedekatan langsung dengan Partai Ikhwanul Muslimin yang menjadi pendukung pemerintahan Mursi. Dia pun menampik Ikhwanul Muslimin telah dijatuhkan dalam kudeta yang dilakukan angkatan bersenjata Mesir.

"Saya tegaskan bahwa sering kali orang beranggapan bahwa pemerintahan Ikhwanul Muslimin dijatuhkan, saya katakan bahwa ini enggak benar. Yang dijatuhkan itu adalah pemimpin Mesir yang sah pilihan rakyat Mesir," ungkap Hidayat.

Seperti diberitakan, angkatan bersenjata Mesir menggulingkan pemerintahan Presiden Muhammad Mursi beberapa waktu lalu. Militer Mesir beranggapan Mursi tengah mengejar agenda Islam dan gagal mengatasi masalah ekonomi di negara itu.

Tentara mengatakan bahwa Mursi, pemimpin terpilih secara demokratis, telah gagal memenuhi tuntutan rakyat. Mursi lalu dijadikan tahanan rumah. Sejumlah pejabat partai Ikhwanul Muslimin juga ditangkap oleh militer. Gelombang masyarakat pro dan anti-Mursi masih terus melancarkan aksi unjuk rasa di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com