Pasukan PBB berkekuatan 12.600 personel itu menggantikan misi pasukan Afrika yang tergabung dalam AFISMA, yang telah membantu pasukan Perancis memukul mundur pemberontak Islam dari wilayah utara Mali yang sangat luas itu.
Saat ini Perancis juga sudah mengurangi jumlah personelnya dari 4.500 orang menjadi hanya sekitar 1.000 personel. Mereka akan dipertahankan di Mali untuk membantu pasukan Mali menumpas sisa pemberontak.
Pasukan PBB di Mali atau disebut MINUSMA itu akan dipimpin Jenderal Jean-Bosco Kazura dari Rwanda, yang adalah mantan wakil komandan pasukan Uni Afrika di Darfur, Sudan.
Sebagian besar anggota pasukan PBB ini berasal dari Afrika. Namun, China sudah menawarkan 500 personel. Jika tawaran China ini diterima, maka misi di Mali ini menjadi kontribusi terbesar China terkait pasukan penjaga perdamaian PBB.
Misi PBB ini akan memainkan peran utama dalam mengamankan pemilihan presiden Mali yang akan digelar pada 28 Juli mendatang.
Namun, komisi pemilihan umum Mali meragukan pemilihan presiden akan berlangsung adil dan jujur dengan persiapan yang begitu singkat seperti saat ini.
Presiden komisi pemilihan Mali, Mamadou Doamountani, pada pekan lalu mengatakan sangat sulit mendistribusikan delapan juta kartu pemilih di sebuah negara yang 500.000 warganya kini menjadi pengungsi.
Mamadou juga menyoroti belum stabilnya kondisi di kota Kidal, yang dikuasai kelompok separatis Tuareg dan belum ditangani militer, meski pemerintah dan pemberontak sudah menyepakati gencatan senjata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.