Akibat rasa bosannya itu, Steven membutuhkan sesuatu untuk mengisi waktu luangnya.
Dia memutuskan untuk naik bus dan “menjahili” wanita-wanita muda di dalam bus yang ditumpanginya.
Fakta-fakta persidangan membuktikan bahwa Steven mulai membidik calon korbannya ketika masuk ke dalam bus.
Setelah itu, dia akan mengambil posisi tempat duduk tepat di belakang calon korban.
Selanjutnya, Steven meletakkan tangannya di antara kursi dan jendela untuk memudahkan menyentuh bagian payudara wanita yang diincarnya.
Jika calon korban mulai merasa ada yang tidak beres dan mencoba berpindah kursi, Steven akan segera melepaskan tangannya.
Jika korban menoleh, pria ini akan berpura-pura berada dalam posisi sedang tidur.
Namun, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga bukanlah sekadar pepatah kosong.
Akhirnya, Steven dibekuk setelah tertangkap basah sedang melecehkan seorang mahasiswi politeknik.
Di hadapan polisi, Steven mengaku bersalah. Stomp Singapura melaporkan, pengadilan Singapura menjatuhkan hukuman penjara sembilan bulan untuk “keusilan” Steven.
Pengacara Steven meminta keringanan hukuman dengan alasan kliennya mengalami depresi dan gangguan mental.
Kasus pelecehan seksual di dalam bus dan kereta api terus meningkat di Singapura. Data menunjukkan, jumlah kasus pelecehan seksual meningkat 30 persen sepanjang tahun 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.