Menurut warta harian ekonomi Israel Calcalist pada Rabu (26/6/2013), alasan perusahaan asal AS itu memang terkait dengan kebijakan Israel. Sampai kini, pemerintah Israel memang masih menyerukan upaya boikot terhadap produk-produk dari wilayah pendudukan. Alhasil, pembangunan mal itu pun ikut-ikutan terganjal. "Pengoperasian mal itu memberi efek negatif pada bisnis,"kata pihak pengelola mal, Tzahi Nahmias.
Nah, pemilik waralaba Mc.Donald's di Israel, Omri Padan, termasuk yang mendukung kebijakan itu. Makanya, ia menegaskan tak akan membuka resto cepat saji di Tepi Barat.
Sementara itu, salah satu pengusaha mal Israel, Rami Levy menyatakan keheranannya soal kebijakan para pelaku bisnis. "Saya tak menerima alasan mengapa perusahaan mencampuradukkan bisnis dengan politik,"kritiknya.
Perkara boikot itu sejatinya juga membuat Unilever pada 2012 hengkang dari Tepi Barat. Perusahaan itu memindahkan pabrik camilan kue kering asin Beigel-Beigel ke wilayah Garis Hijau. Wilayah ini adalah perbatasan Israel yang diakui dunia internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.