Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2013, 15:42 WIB
TOKYO, KOMPAS.com — Utusan urusan HAM Jepang untuk PBB, Rabu (12/6/2013), dituntut mundur setelah sebuah video yang menampilkan dirinya sedang meneriaki diplomat lainnya beredar di YouTube.

Video itu direkam di komite penyiksaan PBB di Geneva, Swiss, dan memicu badai kritikan di internet dan seruan agar Hideaki Ueda—diplomat Jepang itu—mengundurkan diri.

Pengacara Jepang, Shinichiro Koike, yang mengatakan dia melihat kejadian yang terekam video, mengatakan, seorang diplomat Mauritius mengkritik sistem hukum Jepang, yang tidak mengizinkan pengacara hadir dalam interogasi tersangka.

Ueda, yang nampaknya tak terlalu fasih berbahasa Inggris, langsung berdiri dan membela negaranya.

"Jepang bukan negara abad pertengahan. Kami adalah salah satu negara paling maju dalam hal ini," kata Ueda.

Koike mencatat, pernyataan Ueda ini memicu tawa kecil para diplomat lain, yang tak terdengar dalam video.

"Jangan tertawa! Kenapa kalian tertawa? Diam! Diam!" Ueda berteriak.

"Kami adalah salah satu negara yang paling maju dalam masalah ini. Itu yang kami banggakan. Tentu saja kami masih memiliki kekurangan," tambah Ueda.

"Semua negara memiliki kekurangan, tetapi kami coba memperbaiki situasi," tambah dia.

Seorang pengguna Twitter, spad7u59sambaocnne, mengkritik aksi marah-marah Ueda itu.

"Kita harus ganti orangtua tak kompeten yang hanya menimbulkan kerugian," kata dia.

"Inilah masalahnya, uang pajak digunakan untuk memberi makan seorang diplomat yang arogan, yang hanya menunjukkan egonya, meski dia tidak mampu," uajr pengguna Twitter lain bernama Minecraftor.

Harian Tokyo Shimbun menyebut kejadian ini sebagai sebuah "insiden aneh" dalam laporannya. Harian itu mencatat insiden Ueda ini muncul setelah serangkaian blunder yang dibuat para politisi Jepang yang membuat negara lain tersinggung.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com