Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ILO: Terdapat 10,5 Juta Pekerja Anak di Dunia

Kompas.com - 12/06/2013, 10:27 WIB

GENEVA, KOMPAS.com - Organisasi Buruh Sedunia (ILO), Rabu (12/6/2013), dalam laporan terbarunya menyebut sebanyak 10.5 juta anak-anak bekerja sebagai pekerja domestik yang potensial menjurus ke kondisi "perbudakan".

ILO menambahkan, hampir tiga perempat dari seluruh jumlah pekerja anak itu adalah anak perempuan, dan 6,5 juta di antaranya berusia antara lima hingga 14 tahun.

Direktur program pemberantasan pekerja anak ILO, Constance Thomas mengatakan, realitas di lapangan ini seakan menampar wajah dunia internasional yang tengah gencar menghentikan eksploitasi seperti ini.

"Situasi masih banyaknya pekerja anak tak hanya menunjukkan besarnya pelanggaran hak-hak anak, namun juga menjadi penghalang banyak negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan internasionalnya," ujar Thomas.

Masalah pekerja anak ini banyak terdapat di negara-negara sub-Sahara Afrika seperti Burkina Faso, Ghana, Pantai Gading, dan Mali.

Dalam laporan setebal 87 halaman yang dirilis bertepatan dengan Hari Anti-Pekerja Anak Sedunia yang jatuh pada 12 Juni, ILO juga menekankan bahwa banyak keluarga pedesaan di Nepal dan Pakistan seringkali dipaksi mengirim anak-anak mereka menjadi pembantu rumah tangga untuk membayar utang orangtuanya.

Di Haiti, ratusan ribu anak-anak, termasuk mereka yang selamat dari bencana alam, kini berakhir menjadi pekerja domestik yang kondisinya hanya sedikit lebih baik dibanding perbudakan.

Selain itu, ribuan anak perempuan  Etiopia dikirim ke Timur Tengah setiap tahun untuk menjadi pembantu rumah tangga.

ILO mengatakan anak-anak itu biasanya melakukan pekerjaan sehari-hari seperti mencuci, memasak, berkebun, mencari air, mengasuh anak majikan, dan merawat orang tua.

Tak jarang anak-anak ini dipaksa masuk ke dalam dunia prostitusi. Demikian ILO.

"Kita membutuhkan kerangka kerja yang jelas untuk melihat masalah, mencegah, dan menghapuskan pekerja anak, dan menyediakan kondisi kerja yang layak saat mereka bisa bekerja secara legal," tambah Thomas.

Di berbagai negara, sambung laporan ILO, para pekerja anak ini tak dianggap sebagai seorang pekerja karena hubungan yang tak jelas dengan orang yang mempekerjakan mereka.

Kondisi semakin rumit karena anak-anak ini meski bekerja dalam sebuah lingkungan keluarga, tetap dianggap bukan anggota keluarga tersebut.

Situasi seperti ini sangat potensial menghasilkan sebuah eksploitasi, namun para pekerja anak seperti ini sangat sulit dilindungi karena dengan mudah disembunyikan dari mata publik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com