Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Meminta Jaminan AS Hormati Hak-hak Privat

Kompas.com - 12/06/2013, 08:00 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.COM - Kebocoran program rahasia Pemerintah AS untuk mengumpulkan data rekaman telepon dan mengakses aktivitas internet jutaan orang menimbulkan riak ke seluruh dunia. Reaksi keras bahkan datang dari sekutu-sekutu terdekat AS.

Hari Selasa (11/6), Uni Eropa (UE) menyatakan akan meminta komitmen tegas dari AS untuk menghormati hak-hak privat warga Eropa. Komisioner Kehakiman UE Viviane Reding dikabarkan akan membahas isu itu secara serius dengan para pejabat AS dalam pertemuan di Dublin, Jumat mendatang.

Menurut Komisioner Kesehatan UE, Tonio Borg, program intelijen AS tersebut berpotensi membahayakan hak fundamental terkait privasi dan perlindungan data warga Eropa. Hukum yang melindungi hak privasi warga di Eropa Barat diketahui jauh lebih ketat daripada di AS.

Juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Seibert, Senin, mengatakan, Kanselir Jerman Angela Merkel akan menanyakan hal itu kepada Presiden AS Barack Obama, yang dijadwalkan berkunjung ke Berlin pada 18 Juni.

Pemerintah Swiss juga telah mengirim surat ke Kedutaan Besar AS di Bern untuk meminta klarifikasi terkait dugaan bahwa AS juga memata-matai bank- bank Swiss.

Sebelumnya, dalam upaya meredam kemarahan sebagian warga AS terkait program rahasia itu, para pejabat AS menegaskan bahwa program pengintaian itu tidak ditujukan kepada warga AS.

Pemerintah beberapa negara yang menjalin kerja sama intelijen dengan AS juga sibuk memberi penjelasan di dalam negeri masing-masing bahwa mereka memanfaatkan informasi dari program rahasia AS itu. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague bahkan membatalkan rencana kunjungannya ke AS untuk memberi penjelasan di parlemen Inggris, Senin.

Perburuan ”agresif”

Kecanggihan teknologi dan kemampuan dinas rahasia AS melacak seseorang saat ini dikerahkan sepenuhnya untuk melacak Edward Snowden (29), bekas pegawai Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang mengaku sebagai pembocor dokumen rahasia tersebut.

Snowden, yang sedang bekerja sebagai pegawai kontrak di Badan Keamanan Nasional AS (NSA) saat menyalin dokumen- dokumen rahasia tersebut, kini ”menghilang” setelah diketahui keluar dari Hotel Mira, hotel bintang lima di Hongkong, Senin siang waktu setempat.

Meski sempat mengatakan ingin mencari suaka di Eslandia, Snowden diyakini masih berada di suatu tempat di Hongkong hingga Selasa ini.

Snowden menjadi buronan utama aparat penegak hukum AS setelah membocorkan dua program rahasia untuk mengumpulkan jutaan rekaman telepon dan aktivitas internet warga yang dilakukan Pemerintah AS.

Program pengintaian itu dilakukan untuk mendeteksi secara dini ancaman keamanan, seperti terorisme. Namun, program itu dianggap melanggar hak privasi warga.

Sejumlah anggota Kongres AS dari kubu politik yang berbeda- beda satu suara dalam mengecam tindakan Snowden tersebut. Ketua Komite Intelijen Senat AS Senator Dianne Feinstein dari Partai Demokrat bahkan menyebut tindakan Snowden itu sebagai ”pengkhianatan”.

Tanpa menjelaskan rinci, Feinstein mengatakan, pihak berwenang AS telah menggelar operasi perburuan besar-besaran untuk menangkap Snowden. ”Semua departemen bekerja sama secara agresif,” tutur Feinstein, Senin waktu Washington.

Ketua Komite Intelijen DPR AS Mike Rogers dari Partai Republik menegaskan, setiap pembocor dokumen rahasia seperti Snowden harus dihukum dengan hukuman maksimum yang diizinkan undang-undang.

Sebaliknya, sebagian masyarakat menganggap Snowden sebagai pahlawan keterbukaan dan kebebasan berbicara. Sebuah petisi yang dipasang laman resmi Gedung Putih yang berisi tuntutan untuk membebaskan Snowden telah ditandatangani lebih dari 30.000 orang.

Dalam perkembangan lain, pendiri situs pembocor rahasia Wikileaks, Julian Assange, mengaku telah melakukan kontak ”tidak langsung” dengan Snowden. Assange memuji Snowden sebagai pahlawan dan menyarankan agar dia mencari suaka di negara-negara Amerika Latin.

Dari Moskwa, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan, Rusia akan mempertimbangkan memberi suaka kepada Snowden apabila pria itu memintanya.(AFP/AP/Reuters/BBC/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com