Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Myanmar Jadi Pedagang Manusia

Kompas.com - 01/06/2013, 15:14 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Piawai memikat hati membuat seorang perempuan Myanmar yang namanya disembunyikan Departemen Investigasi Khusus Thailand (DSI) mampu menipu sekitar 20 orang untuk bekerja di Kanchanaburi, wilayah Thailand. Namun, akal bulus pelaku kejahatan perdagangan manusia itu berhasil diketahui DSI. Jadilah, sebagaimana warta laman Bangkok Post pada Sabtu (1/6/2013), perempuan itu dicokok.

Menurut Direktur Jenderal DSI Tarit Pengdith dan Konselor Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok Naing Htoon, tersangka pelaku ditangkap pada Kamis. Sebelumnya, anak perempuan pelaku lebih dahulu ditangkap untuk kasus sama.

Para pekerja tertipu dan mau bekerja di sebuah pabrik pengalengan jagung di Tha Maka, Kanchanaburi. Para korban mesti merogoh kocek untuk uang pelicin sebesar 490 dollar AS per orang.

Kenyataannya, para korban mengalami pemukulan dan pengurungan di tempat kerja mereka. Sudah begitu, tiap dua pekan, untuk satu orang bekerja, cuma dibayar upah 2,3 dollar AS.

Htoon mengatakan, perdagangan manusia adalah masalah besar di Myanmar. Menurutnya, ada banyak kelompok pedagang manusia di negara itu, terutama memikat pekerja untuk bekerja di industri perikanan di Thailand.
    
Selain itu, direktur jenderal DSI mengatakan bahwa tiga rumah bordil yang beroperasi di bawah kedok bar karaoke di Saraburi, Provinsi Kaeng Khoi, dihancurkan pada Kamis malam.
    
Ada 36 perempuan korban ditangkap dari tempat itu. Kebanyakan dari mereka adalah wanita Laos berumur 17-28 tahun. Mereka akan dideportasi kembali ke Laos, kata pejabat itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com