Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesir Tolak Dialog dengan Kelompok Penculik

Kompas.com - 20/05/2013, 11:16 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir, Mohammed Mursi, menolak kemungkinan untuk berunding dengan para penculik tujuh aparat keamanan di Semenanjung Sinai, pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Mursi mengatakan tidak ada ruang untuk berdialog dengan para kriminal. Pernyataan itu dikeluarkan setelah munculnya sebuah video yang memperlihatkan tiga polisi dan empat tentara yang diculik meminta agar dibebaskan.

Dalam video yang diterbitkan di internet, ketujuh sandera terlihat dengan mata ditutup dan kedua tangan memegang kepala. Salah seorang sandera meminta agar Presiden Mursi menyelamatkan mereka dengan membebaskan tahanan politik.

Lewat pesan Twitter yang ditulis setelah pertemuan dengan para politisi senior, Mursi mengatakan 'semua opsi yang tersedia di atas meja' untuk membebaskan pengungsi namun pemerintah Mesir tidak akan tunduk atas ancaman.

Media resmi pemerintah melaporkan bahwa para pemimpin suku Bedouin sudah diminta untuk bertindak sebagai mediator.

Sinai Bergejolak

Identitas para penculik yang menuntut pembebasan sejumlah tahanan politik itu penculik masih belum jelas namun wartawan BBC di Kairo, Shaimaa Khalil, melaporkan mereka diduga kelompok militan Islam.

Ketujuh aparat keamanan Mesir diculik ketika sedang dalam perjalanan di dekat kota El Arish, Sinai. Kawasan Semenanjung Sinai menjadi marak dengan kekerasan sejak tergulingnya Presiden Husni Mubarak pada tahun 2011 akibat unjuk rasa massal.

Awal Agustus 2012, sekelompok pria bersenjata yang mengenakan topeng menembaki polisi dengan senapan maupun granat roket dan menewaskan belasan polisi.

Pemerintah Mesir kemudian menggelar operasi militer besar-besaran dengan dukungan tank dan persenjataan berat. Sedikitnya 11 militan tewas dalam operasi tersebut.

Kelompok militan juga sering menggunakan kawasan Sinai utara -yang lemah pengamanannya- untuk melakukan serangan ke Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com