Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS - Inggris Berikrar Dorong Upaya Akhiri Konflik Suriah

Kompas.com - 14/05/2013, 11:58 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - AS dan Inggris, Senin (13/5), sepakat mendorong upaya-upaya diplomatik untuk mengakhiri perang saudara di Suriah. Kedua negara itu mengatakan bahwa mereka telah menemukan kesamaan pandangan dengan Rusia terkait masalah Suriah itu.

Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron berikrar untuk meningkatkan desakan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad serta menekankan bahwa Assad tidak bisa menjadi bagian dari transisi demokrasi. "Sejarah Suriah sedang ditulis dengan menggunakan darah rakyatnya, itu terjadi di hadapan mata kita," kata Cameron dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Obama setelah mereka mengadakan pembicaraan selama 90 menit di Ruang Oval Gedung Putih.

"Dunia harus bersama-sama dalam upaya mengakhiri pembantaian itu. Tidak seorang pun dari kita yang menginginkan bertambahnya nyawa yang berguguran, menyaksikan penggunaan senjata kimia."

Cameron yang baru kembali dari kunjungan ke Rusia, salah satu pendukung Presiden Assad, mengatakan ia yakin Washington, London dan Moskwa telah menemukan "kesamaan pandangan" terhadap krisis itu, yang telah menewaskan puluhan ribu korban. Sepakat dengan Cameron, Obama mengatakan Rusia punya "keinginan sebagai kewajiban" untuk menyelesaikan krisis itu. "Apabila faktanya kami bisa menjadi perantara menuju transisi politik damai yang berujung bukan hanya pada kepergian Assad, namun keutuhan Suriah ... dan mengakhiri pertumpahan darah, menstabilkan situasi, itu tidak hanya baik bagi kami, itu akan baik untuk semua orang," kata Obama.

Menjelang pembicaraan tersebut, Cameron mengatakan kepada stasiun National Public Radio bahwa Menteri Luar Negeri AS, John Keery, melakukan sebuah "terobosan nyata" dalam pembicaraanya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, "ketika mereka setuju untuk mengadakan konferensi perdamaian AS-Rusia". Cameron juga mengatakan bahwa Putin "kini tertarik untuk berlanjut dari generalisasi berlangsungnya konferensi perdamian menuju pembicaraan spesifik bagaimana memastikan (itu) berjalan dengan baik."

Obama menolak untuk secara langsung mempersenjatai opoisis Suriah tetapi menyusul laporan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah, yang dianggap telah melangkahi "garis merah" AS, Obama mendapat tekanan dari dalam dan luar negeri untuk melakukannya. Pekan lalu Obama mengatakan, Washington memiliki moral dan kewajiban keamanan nasional untuk menghentikan pembantaian di Suriah, namun ia menyakatan ingin mendapatkan bukti yang lebih konkret terkait penggunaan senajta kimia. Senin kemarin ia mengatakan, "Kami akan terus melanjutkan pengumpulan bukti terkait penggunaan senjata kimia di Suriah dan fakta itu akan membantu langkah kami selanjutnya."

Cameron dan Obama bertemu di tengah indikasi bahwa rezim Presiden Bashar mungkin tidak akan hilang kuasa dalam waktu dekat, menyusul keberhasilan pasukannya mengambil alih provinsi strategis Homs. Lembaga pengawas Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pihak militer yang didukung kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah, mengambil alih sejumlah wilayah vital strategis di sekitar Qusayr yang menghubungkan ibu kota Damaskus dengan pesisir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com