Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Oposisi Perketat Keamanan

Kompas.com - 14/05/2013, 03:10 WIB

Kairo, Kompas - Negara- negara Arab pendukung revolusi Suriah, seperti diberitakan harian Al Quds al-Arabi, Senin (13/5), memperketat keamanan menyusul serangan bom mobil di Reyhanli, Provinsi Hatay, Turki Selatan, akhir pekan lalu. Negara- negara Teluk, seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman, yang dikenal pendukung kuat kubu oposisi yang melawan rezim Presiden Bashar al-Assad, memperketat keamanan di bandar udara, pelabuhan laut, dan perbatasan darat.

Aparat keamanan Jordania juga siaga di semua pintu masuk negeri itu, terutama yang berbatasan dengan Suriah. Polisi Jordania bahkan menangkap warga Suriah di negara itu yang dianggap mencurigakan. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir.

Pengetatan keamanan itu adalah antisipasi negara-negara Arab atas aksi balasan dari pendukung Assad, dengan cara menyelundupkan teroris atau aparat intelijen untuk mengacau.

Kecemasan negara-negara Arab itu muncul setelah otoritas Turki menuduh ledakan bom di Reyhanli didalangi loyalis rezim Damaskus.

Terpisah

Menteri Dalam Negeri Turki Muammer Guler mengungkapkan, mobil dan bahan peledak yang diledakkan di Reyhanli diselundupkan dari dalam Suriah. Mobil dan bahan peledak diselundupkan terpisah, kemudian bahan peledak dipasang ke dalam mobil di sebuah tempat reparasi. Mobil lalu diberikan kepada oknum pelaksana lapangan untuk diledakkan di tempat yang dipilih.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyerukan masyarakat internasional agar bergerak bersama melawan rezim Assad karena meningkatnya ancaman keamanan di negara- negara tetangga Suriah.

Kementerian Dalam Negeri Turki telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam insiden itu. Polisi Turki lalu memperketat keamanan di kota- kota perbatasan Suriah untuk mencegah kemungkinan penyelundupan bahan peledak lain.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meminta rakyat Turki menahan diri menghadapi provokasi yang bertujuan menyeret Turki dalam krisis Suriah. Erdogan menanggapi unjuk rasa warga Reyhanli, yang meminta kota mereka dibersihkan dari para pembunuh. Mereka juga mendesak Erdogan tidak ikut campur urusan Suriah atau membantu kubu oposisi.

Analis politik harian Al Quds al-Arabi, Abdel Bari Atawan, dalam artikelnya mengingatkan, serangan di Reyhanli adalah pesan dari Damaskus kepada Turki dan negara tetangga Suriah lainnya. Rezim Suriah berpengalaman melakukan aksi mengacaukan negara lain, seperti saat mereka menampung Ketua Partai Pekerja Kurdistan (PKK) Abdullah Ocalan pada tahun 1990-an dan tokoh-tokoh radikal Palestina.

Menurut Atawan, tak tertutup kemungkinan Jordania dan Israel menjadi sasaran serangan berikutnya setelah Turki.

Namun, Menteri Penerangan Suriah Omran Zoabi dalam wawancara dengan stasiun televisi Suriah membantah keras tuduhan Turki tentang keterlibatan Damaskus dalam serangan bom di Reyhanli.

Zoabi mengatakan, Suriah telah memiliki masalah dengan Turki sejak 100 tahun lalu. Namun, pemerintah, militer, dan semua aparat Suriah tak pernah melakukan tindakan seperti itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com