Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim: Pemilu Malaysia Induk Penipuan

Kompas.com - 13/05/2013, 07:32 WIB

BATU KAWAN, KOMPAS.com — Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menyebut pelaksanaan pemilihan umum yang baru saja berlangsung di negeri itu sebagai induk dari segala bentuk kebohongan dan penipuan.

Pernyataan itu dilontarkan Anwar, Sabtu (11/5/2013), di depan puluhan ribu pendukungnya yang berkumpul di Negara Bagian Penang. Acara tersebut digelar tiga hari setelah unjuk rasa besar-besaran di dekat Kuala Lumpur.

Anwar tanpa tedeng aling-aling menyebut pemilu pada hari Minggu pekan lalu dipenuhi berbagai bentuk kecurangan, yang pada akhirnya memenangkan koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Kecurangan dimungkinkan, tambah Anwar, lantaran pihak penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum Malaysia, telah bersikap bias. ”Komisi Pemilu curang. Pemilu terakhir kemarin adalah induk dari semua penipuan. Kami menuntut jawaban dan kami menginginkannya sekarang,” ujar Anwar di depan para pendukungnya.

Anwar dan kelompok oposisi terus menggelar sejumlah aksi unjuk rasa untuk mendesak pemerintahan Najib menjelaskan berbagai kecurangan yang terjadi. Pihak oposisi juga berjanji dalam waktu dekat akan memublikasikan sejumlah bukti terkait tuduhan kecurangan itu.

Pemerintahan Najib bersikeras bahwa pemilu telah berlangsung bebas dan adil. Dengan kemenangan kali ini, BN mengukuhkan diri sebagai rezim berkuasa di Malaysia tanpa putus sejak negeri itu merdeka dari penjajahan Inggris tahun 1957.

Koalisi oposisi Pakatan Rakyat, yang beranggotakan tiga partai politik oposisi, mengaku sulit menindaklanjuti bukti dan temuan kecurangan yang mereka peroleh.

Mereka yakin, baik Komisi Pemilu maupun pengadilan di Malaysia telah berada di bawah kendali dan kekuasaan rezim berkuasa Najib.

Mengekspos kecurangan

Dengan kondisi seperti itu, dalam pidatonya, Anwar mengindikasikan akan lebih berupaya mengekspos kecurangan dan bias yang terjadi ketimbang membawanya ke pengadilan.

Kecurangan yang diyakini terjadi, antara lain, tinta penanda pemilih yang mudah luntur dan hilang serta pengerahan para ”pemilih hantu” (ghost voters), kebanyakan diambil dari para pekerja migran, yang dibawa ke sejumlah daerah pemilihan basis oposisi.

Menanggapi sepak terjang Anwar kali ini, kepolisian Malaysia mengaku bisa saja membawa para orator dalam unjuk rasa, Rabu pekan lalu, di dekat Kuala Lumpur untuk diperiksa dengan tuduhan menghasut.

Akan tetapi, sampai sekarang belum satu pun langkah penangkapan atau pemeriksaan dilakukan aparat kepolisian terhadap para tokoh oposisi itu.

Sementara itu, di Singapura, aparat kepolisian menangkap 21 warga negara Malaysia, Sabtu, yang secara ilegal menggelar unjuk rasa di kawasan wisata terkenal, Taman Merlion, tiga hari sebelumnya. Aksi mereka bertujuan untuk memprotes hasil pemilu di Malaysia.

Para pengunjuk rasa ditangkap dengan tuduhan melanggar aturan Undang-Undang Ketertiban Publik serta terancam hukuman enam bulan penjara dan denda sebesar 8.100 dollar AS.

Mereka juga terancam dideportasi dan masuk dalam daftar hitam imigrasi Singapura. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com