Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Pakistan, Bakal Kembalinya Perdana Menteri yang Lengser karena Kudeta Militer

Kompas.com - 13/05/2013, 05:29 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

LAHORE, KOMPAS.com — Hasil sementara Pemilu Pakistan mendapatkan, kemenangan bakal digenggam Nawaz Sharif, mantan Perdana Menteri Pakistan yang digulingkan kudeta militer pada 1999. Beragam dukungan dan reaksi sudah mencuat, meski hasil resmi pemilu belum dilansir.

Minggu (12/5/2013), Sharif mengatakan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menyatakan Washington siap bekerja sama dengan Islamabad sebagai mitra setara. Obama dalam sebuah pernyataan menyambut hasil Pemilu Pakistan yang dinilai bersejarah, damai, dan transparan dalam proses peralihan ke kekuasaan sipil.

Hasil sementara Pemilu Pakistan mendapatkan Sharif, perdana menteri yang digulingkan kudeta militer pada 1999, sebagai pemenang. Sharif telah melewati hari-hari di penjara dan pengasingan setelah kudeta itu.

Sharif telah bekerja dengan baik dalam koalisi yang lemah, menghadapi mantan pemain bintang kriket Imran Khan melakukan terobosan yang mengusung isu anti-korupsi selaras dengan aspirasi pemilih muda. Partai yang mengusung Khan berupaya mendapatkan kemenangan di provinsi barat laut yang bergolak, dengan janji akan mengakhiri serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat.

Pemilu Pakistan diwarnai serangkaian aksi kekerasan selama masa kampanye yang menewaskan 150 orang dan pada hari pemungutan suara merenggut 24 korban jiwa. Meski pernyataan Sharif mengisyaratkan dukungan pada upaya pembicaraan damai dengan Taliban, Sharif bersikap lebih lunak dibandingkan Khan, menyikapi serangan pesawat tak berawak Amerika di wilayahnya. Bahkan Sharif dianggap bersikap pragmatis sebagai orang yang bisa bekerja sama dengan Washington.

Beragam reaksi dan janji

Meski hasil resmi Pemilu Pakistan belum dilansir, Perdana Menteri India Manmohan Singh telah menyatakan ucapan selamat pada Sharif. Dia juga mengatakan ingin ada pemetaan baru atas hubungan kedua negara.

Sementara itu, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyerukan kepada pemerintah yang akan terbentuk di Pakistan untuk membantu negosiasi mengakhiri pemberontakan Taliban yang sudah berjalan sejak 2001. Adapun Sekjen PBB Ban Ki-moon memuji keberanian dan tekad partai politik dan para penyelenggara Pemilu Pakistan di tengah situasi yang menantang.

Perkiraan sementara dari media massa setempat menyatakan, tidak akan ada partai politik tunggal yang akan memenangkan mayoritas suara dalam memperebutkan 342 kursi di Majelis Nasional. Hasil pemilu ini akan menghadapi tantangan ekonomi, krisis energi yang tergambar dari pemadaman listrik selama 20 jam sehari, dan aliansi pimpinan yang tak populer.

Pemerintahan baru Pakistan juga akan berhadapan dengan perang melawan teror dan korupsi kroni. Sharif dalam kampanyenya berjanji akan mengedepankan agenda pro-bisnis untuk menghidupkan kembali ekonomi mereka. Dia pun mengatakan masa menjalani kehidupan di penjara dan pengasingan telah membuatnya lebih bijak.

Sementara itu, partai yang mengusung Imran Khan, Tehreek-e-Insaf (PTI), bersaing ketat dengan Partai Rakyat Pakistan, dengan perkiraan hasil pemilu 25-30 kursi. Hasil ini merupakan angka yang luar biasa, mengingat pada 2002 partai itu hanya mendapatkan satu kursi Majelis Nasional.

Pemilu Pakistan, selain memilih anggota Majelis Nasional juga memberikan suara untuk empat majelis provinsi. Di Khyber Pakhtunkhwa, PTI unggul dan berada di garis depan untuk membentuk pemerintahan provinsi yang bakal melawan Taliban di perbatasan dengan Afganistan.

Khan menyatakan tingginya angka partisipasi Pemilu Pakistan sebagai kemajuan demokrasi, tetapi dia pun menyoroti dugaan kecurangan. Dia menyampaikan pernyataan dari ranjang rumah sakit, setelah terjatuh dari panggung kampanye yang mengakibatkannya mengalami keretakan tulang leher. "Mereka menempatkan staf pemilu dan pejabat pemerintah untuk melakukan kecurangan itu, seperti di Punjab, Karachi, juga Sindh," tuding dia.

Dalam pernyataan itu Khan juga meneguhkan posisi bakal menjadi kubu oposisi dalam pemerintahan nasional. Apabila kemenangan sudah dapat dipastikan di Khyber Pakhtunkhwa, Khan berjanji bakal menjadikan wilayah itu sebagai provinsi model. "Saya ingin meyakinkan bahwa perubahan telah datang di Pakistan," katanya.

Sementara itu, klan Bhutto dari PPP yang berada di luar koalisi kalah telak dalam pemilu kali ini. Sharif dalam pidato kemenangan yang sudah digelar pada Sabtu (11/5/2013) setelah pemungutan suara usai, mengundang semua pihak untuk bersedia duduk bersama dengannya guna memecahkan masalah negara.

Pemilu Pakistan diikuti sekitar 60 persen dari 86 juta pemilih. Angka ini merupakan rekor. Meski ada beberapa temuan penyimpangan dan diwarnai serangkaian kekerasan, para pengamat menyebut pemilu berlangsung relatif adil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com