Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Desak PBB Bebaskan Penjaga Perdamaian yang Diculik

Kompas.com - 08/05/2013, 14:12 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Filipina, Rabu (8/5), menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menjamin keamanan pasukan penjaga perdamaian di Dataran Tinggi Golan, menyusul penculikan kedua terhadap pasukan Filipina dalam dua bulan.

Pemberontak Suriah, Selasa, menyandera empat orang Filipina yang bertugas di kontingen penjaga perdamaian PBB di zona gencatan senjata yang sedang tegang antara Suriah dan Israel.

"Filipina menggarisbawahi bahwa penangkapan dan penahanan ilegal pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional," kata Departemen Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan. "Filipina menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk mengerahkan segala upaya dan menggunakan pengaruhnya untuk membebaskan segera dan dengan aman para penjaga perdamaian Filipina, dan memastikan bahwa kebebasan bergerak dan keselamatan serta keamanan para penjaga perdamaian di semua misi penjaga perdamaian PBB dipantau."

PBB masih berusaha untuk menghubungi dan bernegosiasi dengan para penculik, kata pernyataan itu, tetapi memperingatkan bahwa ada "pertempuran sengit" di daerah itu.

Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario, bertemu dengan wakil sekjen PBB untuk Operasi Penjaga Perdamaian Herve Ladsous pada Selasa malam guna mengkoordinasikan upaya-upaya untuk membebaskan keempat orang itu, kata pernyataan tersebut. Pernyataan itu tidak memberikan rincian tentang kondisi keempat orang tersebut, yang diculik oleh kelompok bersenjata saat berpatroli.

Walau PBB tidak mengidentifikasi para penculik, kelompok pemberontak "Brigade Martir Yarmuk" mengatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa kelompok itu telah membawa para penjaga perdamaian itu demi keselamatan mereka sendiri karena ada pertempuran sengit di daerah itu. Kelompok pemberontak itu juga berada di belakang penculikan 21 penjaga perdamaian Filipina dari tanggal 6 sampai 9 Maret lalu. Para penjaga perdamaian itu kemudian dibebaskan tanpa cedera.

Penculikan pada Maret tersebut memicu kekhawatiran bahwa Filipina akan menarik pasukannya dari kontingen PBB di Dataran Tinggi Golan. Namun pemerintah negara itu kemudian mengumumkan tetap berkomitmen buat misi tersebut.

Pasukan Pemantau Perdamaian PBB telah berada di Dataran Tinggi Golan sejak tahun 1974. Tugasnya memantau gencatan senjata antara Suriah dan Israel. Pasukan itu memiliki sekitar 1.000 tentara dan staf sipil. Pasukan itu, yang juga berasal dari Austria, India, Maroko dan Moldova, hanya membawa jenis senjata ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com