Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Sulit Basmi Campak di 2015

Kompas.com - 07/05/2013, 13:18 WIB

Badan Kesehatan Dunia, WHO, memperingatkan wabah campak yang melanda Inggris belakangan telah mengancam tercapainya komitmen negara-negara Eropa untuk membasmi penyakit ini pada tahun 2015.

Level vaksinasi penyakit ini dinilai terlalu rendah, terutama di negara-negara kaya di Eropa Barat. WHO mengatakan bahwa kampanye vaksinasi yang lebih gencar, seperti yang dilakukan di Inggris, sangat penting untuk juga dilakukan di seluruh benua itu.

Robb Butler, petugas teknis dari tim vaksinasi WHO untuk Eropa mengatakan kepada BBC bahwa "terlalu dini untuk mengatakan bahwa target 2015 tidak bisa dicapai, tapi adalah bodoh bila kita berpikir bahwa target ini tidak terancam gagal."

Sementara itu, pakar imunisasi dari Royal College of Paediatrics and Child Health di Inggris Dr David Elliman mengatakan bahwa "saya pikir itu sangat sulit, karena ini adalah penyakit yang sangat menular, tidak seperti cacar yang bisa dibasmi dengan kadar vaksin yang lebih rendah."

"Menurut saya target pada 2015 itu sangat, sangat optimis," kata dia.

Di Inggris kini sedang digalakkan vaksinasi dengan target lebih dari satu juta murid sekolah yang belum divaksinasi untuk menghentikan epidemi yang terjadi.

Belum Terlambat

Para pakar menyatakan bahwa hal ini belumlah terlambat. Meski demikian perlu usaha yang lebih keras lagi untuk mencapai target tersebut. Secara teori, penyakit campak dapat dibasmi dengan cara yang sama seperti sebelumnya membasmi penyakit cacar di tahun 1980.

Dua dosis vaksin MMR memberikan hampir perlindungan total terhadap campak. Campak adalah penyakit yang sangat menular, namun, jika 95 persen orang yang diimunisasi lengkap virus ini diperkirakan akan berhenti menyebar.

Sebanyak 53 negara di Eropa yang tergabung dalam WHO, dari Portugal hingga Uzbekistan, telah bertekad untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.

Namun, ada sejumlah kasus penolakan yang tinggi di Inggris, Turki, Ukraina dan Rumania, setelah merebaknya virus tersebut di Italia dan Perancis beberapa tahun sebelumnya.

Penolakan ini terkait sebuah klaim pada tahun 1998 bahwa vaksin ini dapat menyebabkan autisme. Dr Pier Luigi Lopalco, dari European Centre for Disease Prevention and Control, mengatakan bahwa cerita semacam ini "terus hidup" dan muncul di Eropa.

"Saya berbicara mengenai orang-orang dari kelas menengah yang bersikap kian skeptis terhadap vaksinasi dan melakukan pengobatan alternatif sebagai gantinya," kata dia. Beberapa negara kini sedang menjadi target vaksinasi, utamanya di negara-negara Skandinavia, juga Eropa timur dan tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com