Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Tuding Ada Kecurangan di Pemilu Malaysia

Kompas.com - 06/05/2013, 09:52 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Aliansi oposisi, Pakatan Rakyat, menuding terjadi banyak kecurangan sebelum dan selama pemilu di Malaysia. Pemimpin aliansi oposisi, Anwar Ibrahim, menyampaikan tudingan itu tidak lama setelah hasil sementara yang menunjukkan kemenangan partai berkuasa, Barisan Nasional, diketahui tengah malam tadi.

Dini hari tadi hasil pemilu Malaysia menunjukkan koalisi partai penguasa itu meraih 133 kursi dari 222 kursi parlemen yang diperebutkan, sementara aliansi oposisi Pakatan Rakyat, memperoleh 89 kursi.

Anwar dalam pernyataannya kepada media menuding otoritas penyelenggara pemilu melakukan kecurangan yang luas dan memengaruhi hasil pemilu kali ini. "Ini adalah pemilu yang menurut pertimbangan kami berlangsung curang dan komisi pemilihan umum telah gagal," kata Anwar dalam konferensi pers yang berlangsung selepas tengah malam tadi.

Tinta pemilu

Tuduhan kecurangan ini telah muncul ke permukaan sebelum pemilu berlangsung. Sejumlah pemilih mengatakan kepada BBC News bahwa tinta pemilu yang digunakan cukup mudah dibersihkan, padahal daya tahan tinta tersebut harusnya mencapai beberapa hari untuk menandai apakah seseorang sudah memberikan hak suaranya atau belum.

Kelompok oposisi juga menuding pemerintah membiayai sejumlah pendukungnya untuk terbang ke beberapa daerah pemilihan strategis. Tudingan terakhir telah tegas dibantah oleh pemerintah.

Laporan kecurangan lainnya disampaikan oleh lembaga independen pemantau hasil pemilu, Merdeka Center. Mereka juga mendapatkan laporan yang belum bisa dikonfirmasi soal adanya sejumlah warga asing yang diberikan identitas baru dan diperkenankan untuk memilih. Sementara itu, Human Rights Watch mengatakan, ada sejumlah rencana yang sengaja disusun untuk melawan media independen menjelang pemilu.

Laporan mengatakan, kebanyakan media yang terbit secara konvensional di Malaysia mempunyai keterkaitan dengan pemerintah, sehingga partai oposisi mengandalkan media di internet untuk menyampaikan pesan mereka.

Pesan Najib

Wartawan BBC Indonesia di Kuala Lumpur, Liston Siregar, melaporkan, Perdana Menteri Najib Razak yang sudah menyampaikan pidato atas kemenangan Barisan Nasional mengatakan perlunya rekonsiliasi nasional setelah ketegangan selama pemilihan umum yang disebut sebagai yang paling ketat sepanjang sejarah Malaysia.
"Kami harus menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Malaysia memiliki demokrasi yang dewasa dan keputusan rakyat harus dihormati," katanya.

Perdana Menteri Najib Razak, yang bertarung di daerah pemilihan Pekan, Pahang, menang mutlak dengan 51.278 suara, sementara calon dari kubu oposisi Pakatan Rakyat yang diwakili calon Partai Keadilan Rakyat, Mohd Fariz Musa, hanya meraih 15.665.

Namun, Barisan Nasional kalah di di wilayah pemilihan bergengsi Lembah Pantai, di pinggiran Kuala Lumpur, yang kembali direbut Nurul Izzah Ibrahim dari partai oposisi Partai Keadilan Rakyat.

Nurul meraih 31.008 suara dan mengalahkan Datuk Raja Nong Chik yang hanya meraih 29.161 suara dengan selisih suara 1.847.

Dalam pemilihan 2008 lalu, Barisan Nasional untuk pertama kali kehilangan mayoritas 2/3 suara di parlemen karena hanya menguasai 140 kursi, sementara Pakatan Rakyat merebut 80 kursi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com