Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat Punya Bukti Senjata Kimia Dipakai

Kompas.com - 13/04/2013, 02:50 WIB

New York, Jumat - Negara-negara Barat mengaku memiliki bukti kuat bahwa senjata kimia telah digunakan, setidaknya sekali, dalam perang saudara di Suriah. Namun, seperti dikatakan para diplomat, Kamis (11/4), tim investigasi PBB saat ini tidak diizinkan masuk ke negara itu.

Presiden Suriah Bashar al-Assad meminta PBB melakukan investigasi atas klaimnya bahwa pasukan oposisi telah menggunakan senjata kimia dalam beberapa pertempuran. Namun, Damaskus melarang penyidik internasional masuk ke wilayahnya karena tudingan serupa juga dialamatkan pihak oposisi kepada pemerintahan Assad.

Sporadis

”Dalam satu kasus, kami memiliki bukti yang kuat,” kata seorang diplomat Barat. ”Ada beberapa bukti di mana kita cukup yakin bahwa granat dengan bahan kimia telah dipakai secara sporadis,” tutur diplomat itu tanpa merinci lebih lanjut bukti yang dia miliki.

Seorang diplomat dari salah satu negara anggota Dewan Keamanan (DK) PBB juga mengatakan, bukti yang ”cukup meyakinkan” telah dikirim kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Diharapkan, dengan bukti itu, PBB bisa mendukung tuduhan bahwa militer Assad telah menggunakan senjata kimia.

Inggris dan Perancis telah mengirimkan informasi kepada PBB terkait tuduhan bahwa pasukan rezim Damaskus menggunakan senjata kimia di kota Homs pada 23 Desember tahun lalu dan di Ataybah, dekat Damaskus, bulan lalu. Kedua negara tidak mengungkapkan lebih rinci mengenai klaim itu. Namun, kasus yang terjadi di Homs dikatakan sebagai yang paling serius dari dua kasus itu.

Rezim Suriah menyerukan dilakukannya penyelidikan PBB setelah menuduh pasukan oposisi menembakkan senjata kimia ke Khan al-Assal di Provinsi Aleppo pada 19 Maret. Menurut para diplomat, militer Suriah termasuk di antara para korban tewas atau terluka dalam serangan itu.

Tim investigasi PBB

PBB telah membentuk tim pakar internasional dipimpin Ake Sellstrom dari Swedia. Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem menulis surat kepada Ban, pekan ini, mengatakan bahwa Damaskus tak bisa menerima tim investigasi itu kecuali untuk investigasi insiden Aleppo.

”Sangat disesalkan bahwa Pemerintah Suriah telah menolak tawaran saya untuk terlibat dalam (sebuah) investigasi,” kata Ban, Kamis, setelah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington.

Obama mengatakan, krisis Suriah mencapai ”titik kritis”. Ban lalu mendesak Damaskus membuka akses di seluruh Suriah. ”Sekarang tim sudah siap dan siap dikirim kapan saja dalam waktu dekat. Inilah seruan mendesak saya,” katanya.

Para diplomat DK PBB menuturkan, komunikasi antara rezim Suriah dan PBB telah berkurang. Mereka menambahkan, investigasi tersebut tampaknya menjadi korban dari perpecahan para anggota DK PBB dalam isu Suriah. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com